Pada luka biasa, rasa sakit biasanya sesuai dengan kondisi luka, semakin parah luka, semakin besar rasa nyerinya.
Namun, pada penderita diabetes, keluhan nyeri bisa berbeda. Kerusakan saraf (neuropati) dapat membuat luka terasa tidak terlalu sakit meskipun kondisinya parah.
Atau justru menimbulkan nyeri berlebihan yang tidak sesuai dengan tingkat keparahan luka.
3. Risiko Terjadinya Infeksi
Infeksi pada luka biasa relatif jarang terjadi jika kebersihan luka terjaga dengan baik. Namun, pada penderita diabetes, risiko infeksi jauh lebih tinggi.
Jika infeksi muncul, luka akan tampak kemerahan, bengkak, mengeluarkan nanah, berbau tidak sedap, hingga memunculkan jaringan mati di sekitarnya. Kondisi ini bisa memburuk dengan cepat bila tidak ditangani.
Baca Juga: Lowongan Kerja BUMN PT Agrinas Jaladri Nusantara Posisi Sekretaris Direksi, Simak Syaratnya
4. Potensi Komplikasi Berat
Luka biasa jarang menyebabkan komplikasi serius jika segera ditangani. Namun, luka diabetes berbeda.
Bila tidak dirawat dengan tepat, luka dapat berkembang menjadi ulkus diabetik yang sulit sembuh.
Dalam kondisi terparah, komplikasi bisa berujung pada amputasi demi mencegah penyebaran infeksi yang lebih luas.
5. Perubahan Warna Luka
Salah satu tanda khas luka diabetes adalah perubahan warna pada jaringan luka.
Luka dapat menjadi kehitaman, kebiruan, atau pucat akibat kurangnya aliran darah ke area tersebut.
Pada luka biasa, perubahan warna ekstrem seperti ini umumnya tidak terjadi.
Artikel Terkait
Bukan Hanya untuk Kecantikan, Ini 5 Khasiat Aloe Vera bagi Tubuh
Tempe Mentah vs Matang, Mana yang Lebih Aman untuk Kesehatan? Ini Fakta yang Perlu Diketahui
Jangan Sembarangan! Ini Buah yang Aman untuk Dikonsumsi Penderita Asam Lambung, Tetap Lezat dan Sehat
Rahasia Khasiat Bayam Duri, Sayuran Liar dengan Segudang Manfaat
Khasiat Kelengkeng Merah, Buah Eksotis dengan Segudang Manfaat untuk Tubuh