Hal ini justru dapat mendorong konsumsi berlebih dan menghambat proses diet.
Baca Juga: Judistira Hermawan: Jakarta Menuju Kota Global yang Tangguh, Sejahtera, dan Berbudaya di Usia ke 498
Perbedaan lainnya juga terlihat dari nilai indeks glikemik (IG). Karbohidrat sederhana biasanya memiliki IG tinggi, sementara karbohidrat kompleks memiliki IG rendah hingga sedang.
Indeks glikemik yang rendah penting untuk menjaga kestabilan kadar gula darah, terutama bagi penderita diabetes atau orang yang menjalani diet jangka panjang.
Namun, tidak semua karbohidrat sederhana harus dihindari sepenuhnya. Buah-buahan segar juga mengandung gula alami (fruktosa), namun disertai serat, vitamin, dan antioksidan yang baik untuk tubuh.
Kuncinya adalah tetap mengontrol porsi dan memilih sumber karbohidrat yang minim proses pengolahan.
Baca Juga: Misbakhun Dukung Energi Terbarukan, Ekspor Listrik Hijau Jadi Langkah Strategis Nasional
Dalam menyusun pola makan seimbang, penting untuk lebih banyak mengonsumsi karbohidrat kompleks dan mengurangi karbohidrat sederhana olahan.
Perpaduan gizi yang seimbang akan membantu tubuh lebih bertenaga, kenyang lebih lama, dan menjaga berat badan tetap ideal secara alami.***(LL)
Artikel Terkait
Meningkat di Usia Muda, Ini Deretan Kanker yang Mengintai Generasi Milenial dan Gen X
Hindari 7 Makanan Ini Saat Perut Kosong Pagi Hari Jika Tak Ingin Gangguan Pencernaan
7 Kebiasaan Sepele yang Bisa Merusak Kesehatan Gigi dan Mulut Tanpa Disadari
Apakah Nasi Merah Lebih Sehat daripada Nasi Putih? Ini Kandungan Karbohidrat Keduanya
Apakah Karbohidrat Aman Dikonsumsi Penderita Diabetes? Ini Panduan Jenis dan Jumlah yang Tepat