Baca Juga: Sidak Perusahaan yang Tahan Ijazah Pekerja, Wamenaker Tegaskan Praktik Melanggar Hukum
2. Tampilkan Karya Terbaik, Bukan Semua
Banyak freelancer Gen Z tergoda memajang semua hasil kerja, padahal kurasi jauh lebih penting.
Cukup tampilkan 5–8 karya terbaik yang mewakili kemampuan, gaya kerja, dan variasi proyek.
Tiap karya bisa dilengkapi dengan penjelasan singkat: tantangan proyek, solusi yang ditawarkan, dan hasil akhirnya.
Bisa juga disisipkan insight proses kreatif agar klien tahu pendekatan kerja yang dipakai.
Portofolio bukan sekadar galeri, tapi juga narasi perjalanan profesional yang membangun kepercayaan.
Baca Juga: Meski Kalah Telak dari Jepang, Asa Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia Belum Padam
3. Tambahkan Profil Singkat yang Unik tapi Profesional
Bagian profil sebaiknya tidak hanya formal, tapi juga punya sentuhan personal khas Gen Z.
Boleh gunakan gaya bahasa yang santai tapi tetap sopan dan mudah dimengerti lintas generasi.
Cantumkan keahlian utama, tools yang dikuasai, serta jenis proyek yang biasa dikerjakan.
Jika punya value atau misi pribadi (misalnya “desain yang ramah lingkungan”), tampilkan dengan percaya diri.
Bagian ini penting untuk membedakan diri dari freelancer lain yang mungkin punya skill serupa.
Baca Juga: 5 Cara Efektif Mengatasi Kaca Mobil Berembun Saat Berkendara di Musim Hujan atau Malam Hari
Artikel Terkait
5 Tips Memaksimalkan LinkedIn untuk Membangun Karier Gen Z dengan Strategi Jitu
5 Cara Memulai Bisnis Online dari Nol untuk Gen Z agar Cepat Cuan dan Berkembang
Cuan dari Rumah! Ini Dia Ide Usaha di Bawah 5 Juta yang Cocok untuk Gen Z
7 Peluang Usaha Barang Handmade Paling Diminati Gen Z, Modal Kecil Tapi Menguntungkan!
10 Cara Gen Z Biar Makin Bersinar di Dunia Kerja