3. Tidak Punya Skala Prioritas yang Jelas
Ketika semua tugas terasa penting, kamu justru jadi tidak bisa membedakan mana yang harus diselesaikan duluan.
Hasilnya? Kamu sibuk sepanjang hari tapi progress-nya kecil. Gunakan teknik seperti Eisenhower Matrix atau metode 80/20 agar fokusmu lebih terarah.
4. Menolak untuk Mendelegasikan Tugas
Gen Z dikenal multitasking, tapi bukan berarti semua harus dikerjakan sendiri.
Jika kamu merasa harus menyelesaikan setiap tugas sendirian, itu hanya akan membuatmu cepat lelah. Mendelegasikan bukan tanda kelemahan, tapi strategi kerja cerdas.
Baca Juga: Kenali Bahaya Ban Vulkanisir dan Bedanya dengan Full Press Sebelum Anda Memutuskan Membeli
5. Mengabaikan Istirahat dan Pemulihan
Bekerja terus tanpa jeda hanya akan menurunkan kualitas fokus dan memperbesar risiko burnout.
Padahal, istirahat yang cukup bisa membuat ide-ide baru muncul lebih cepat. Coba terapkan teknik kerja seperti Pomodoro untuk mengatur ritme kerja dan istirahatmu.
6. Mengandalkan Tenaga Fisik daripada Strategi
Kalau kerja kamu lebih banyak menguras tenaga dibandingkan berpikir strategi, mungkin kamu sedang bekerja keras tapi tidak cerdas.
Misalnya, melakukan tugas secara manual padahal ada cara otomatis. Fokuslah pada solusi, bukan sekadar aksi.
Baca Juga: Lawan Sakit Gigi Secara Alami, Ini 5 Daun Herbal yang Efektif dan Mudah Ditemukan
7. Menghindari Penggunaan Teknologi Pendukung
Artikel Terkait
5 Cara Menemukan Passion untuk Gen Z yang Merasa Kehilangan Arah Tujuan Hidup
5 Rekomendasi Buku Self Improvement Ringan dan Inspiratif yang Cocok untuk Gen Z
Siap Hadapi Dunia Kerja, Begini Cara Meningkatkan Skill Digital Gen Z Tanpa Kuliah
Kerja Cerdas Bukan Sekadar Cepat, Ini 10 Kesalahan Umum yang Harus Dihindari Gen Z
5 Tips Hemat dan Cerdas Membelanjakan Uang Jajan bagi Gen Z agar Tidak Cepat Habis