Pendekatan ini menarik simpati pemilih progresif yang kecewa dengan MAS, namun tidak sepenuhnya mendukung langkah-langkah penghematan ketat yang diusulkan Quiroga.
Baca Juga: AMPG Ancam Tindak Pembuat dan Penyebar Konten Meme Bahlil
“Pemilu ini adalah titik balik politik Bolivia. Negeri ini sedang bergerak ke arah baru," kata Glaeldys Gonzalez Calanche, analis dari International Crisis Group.
Hubungan Baru dengan Amerika Serikat
Baik Paz maupun Quiroga sama-sama berkomitmen memperbaiki hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat, yang memburuk sejak 2009.
Dalam kampanye akhir September, Paz bahkan telah mengumumkan rencana kerja sama ekonomi senilai 1,5 miliar dolar AS dengan Washington, yang mencakup jaminan pasokan bahan bakar dan bantuan stabilisasi ekonomi.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyebut hasil pemilu ini sebagai peluang transformatif bagi hubungan kedua negara.
“Kedua kandidat menginginkan hubungan yang lebih kuat dan lebih baik dengan Amerika Serikat,” ujarnya.
Baca Juga: Stop Galbay! Begini 5 Cara Gen Z Bisa Terbebas dari Pinjol dan Hidup Lebih Tenang
Meskipun menang, Paz akan menghadapi tantangan berat, yaitu menyelamatkan ekonomi, menjaga stabilitas sosial, dan membangun dukungan politik yang solid.
Ia menjanjikan reformasi bertahap, seperti insentif pajak untuk usaha kecil dan peningkatan otonomi fiskal daerah.
Berbeda dengan Quiroga yang mengusulkan pemangkasan besar-besaran dan bailout IMF, Paz menghindari langkah ekstrem agar transisi ekonomi tidak menimbulkan gejolak sosial.
“Kita akan memulai tahap baru demokrasi Bolivia abad ke-21. Ekonomi tidak lagi sepenuhnya bergantung pada negara," kata Paz dua hari sebelum pemilu.
Namun, tidak semua warga percaya pada janji perubahan tersebut. “Menurut saya, dia hanya boneka dari pemerintahan sebelumnya,” ujar Esther Miranda, 21 tahun, warga La Paz.
Baca Juga: Waspada! Nyeri Ini Bisa Jadi Tanda Darurat Medis yang Butuh Penanganan Segera