ESENSI.TV, GAZA - Ketegangan antara Israel dan Hamas kembali meningkat di tengah gencatan senjata yang rapuh.
Kedua pihak kini saling melempar tuduhan atas pelanggaran perjanjian gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat, sementara proses pemulangan jenazah para sandera yang tewas masih belum terselesaikan.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa kesepakatan perdamaian yang sudah disusun dengan sulit bisa runtuh sewaktu-waktu.
Pada Kamis (16/10), Israel mengumumkan bahwa pihaknya tengah bersiap membuka kembali perbatasan Rafah yang menghubungkan Jalur Gaza dengan Mesir.
Baca Juga: 7 Makanan Favorit Gen Z Saat Diet yang Bikin Tetap Kenyang Tanpa Takut Gemuk
Pembukaan itu dimaksudkan untuk memungkinkan warga Palestina keluar dan masuk Gaza.
Namun, Israel belum menentukan tanggal pastinya, karena perundingan dengan Hamas masih menemui jalan buntu.
Perselisihan utama kini berfokus pada pengembalian jenazah 19 sandera Israel yang hingga saat ini belum diserahkan oleh kelompok Hamas.
Juru bicara pemerintah Israel, Shosh Bedrosian, menegaskan bahwa Israel tetap berkomitmen menjalankan kesepakatan gencatan senjata.
Ia menuntut agar Hamas segera mengembalikan seluruh jenazah sandera yang masih ditahan.
Baca Juga: Garuda Wisnu Kencana, Simbol Keagungan Budaya Bali dengan Patung Raksasa yang Mendunia
Dari 29 jenazah yang seharusnya diserahkan, Hamas baru menyerahkan 10 di antaranya, namun Israel mengklaim bahwa satu dari jenazah tersebut bukan merupakan sandera.
Di sisi lain, Hamas juga menegaskan bahwa mereka tetap berpegang pada kesepakatan Gaza dan berkomitmen menyerahkan seluruh jenazah yang tersisa.
Namun, perwakilan Hamas menyebut proses tersebut tidak mudah. Banyak jenazah, kata mereka, terkubur di bawah reruntuhan bangunan atau terperangkap di dalam terowongan yang hancur akibat serangan udara Israel.
Artikel Terkait
Tragedi Ledakan Pabrik Amunisi di Tennessee, 18 Pekerja Hilang, Tak Ada Korban Selamat
Bentrok Mematikan di Perbatasan Pakistan Afghanistan, Puluhan Tentara Tewas, Perbatasan Ditutup Total
Terekam Mikrofon, Presiden Prabowo Minta Bertemu Putra Donald Trump di Tengah KTT Mesir
Kebakaran Hebat di Pabrik Garmen Bangladesh Tewaskan 16 Orang, Diduga Karena Ledakan Bahan Kimia
Setelah Serangan Udara dan Bentrokan Mematikan, Pakistan dan Afghanistan Sepakat Gencatan Senjata Sementara