internasional

Misi Kemanusiaan Berujung Derita, Greta Thunberg Ceritakan Pengalaman Kelam di Penjara Israel

Rabu, 8 Oktober 2025 | 16:00 WIB
Greta Thunberg mengungkap dugaan penyiksaan dan perlakuan buruk selama ditahan oleh otoritas Israel. (Foto: Instagram @gretathunberg)

ESENSI.TV, SWEDIA - Aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, kembali menjadi sorotan dunia. 

Namun kali ini bukan karena aksinya di bidang iklim, melainkan karena pengakuannya yang mengejutkan terkait perlakuan yang dialaminya setelah ditangkap oleh otoritas Israel. 

Dalam konferensi pers di Stockholm pada Selasa (8/10), Greta mengaku bahwa dirinya dan para peserta misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla mengalami penyiksaan selama berada dalam tahanan Israel.

Greta menyebut bahwa ia dan sejumlah aktivis lainnya diculik dan disiksa oleh militer Israel setelah kapal mereka dicegat dalam perjalanan menuju Gaza. 

Baca Juga: Tubuh dan Pikiran di Masa Depresi, Cara Lembut Merawat Diri Saat Berat Badan Naik

Misi flotilla tersebut bertujuan mengirim bantuan kemanusiaan sekaligus menarik perhatian dunia terhadap penderitaan warga Gaza yang kini hidup di bawah blokade dan ancaman kelaparan.

Meski demikian, Greta menolak untuk menjabarkan lebih jauh apa yang dialaminya secara pribadi. 

“Saya tidak ingin membahas secara detail karena saya tidak ingin kisah ini berfokus pada saya dan muncul dengan judul Greta telah disiksa. Ini bukan tentang saya, tapi tentang apa yang dialami rakyat Gaza setiap hari,” ujarnya dalam konferensi pers tersebut. 

Ia hanya menyebut bahwa dirinya tidak mendapatkan air bersih selama penahanan, sementara beberapa tahanan lain tidak memperoleh obat-obatan penting.

Baca Juga: PT Bumi Gas Energi Desak Gelar Perkara Khusus Dugaan Manipulasi Surat KPK yang Kontennya Keterangan Palsu dalam Kasus PT Geo Dipa Energi

Israel membantah keras tudingan tersebut. Kementerian Luar Negeri Israel dalam pernyataannya kepada Reuters menegaskan bahwa semua tahanan telah diperlakukan dengan baik dan sesuai hukum internasional. 

“Seluruh tahanan mendapatkan akses ke air, makanan, kamar mandi, serta hak untuk memperoleh bantuan hukum. Tidak ada hak yang dilanggar,” kata juru bicara kementerian itu.

Greta merupakan salah satu dari 478 orang yang ditangkap dalam misi flotilla tersebut dan kemudian dideportasi dari Israel pada Senin lalu. 

Pemerintah Israel menilai aksi flotilla itu sebagai upaya propaganda yang menguntungkan kelompok Hamas. 

Halaman:

Tags

Terkini