Distrik Buner, yang berada di utara Swabi, mencatat lebih dari 200 korban jiwa setelah diguyur hujan 150 mm hanya dalam waktu satu jam, menjadi peristiwa paling mematikan pada musim hujan tahun ini.
Baca Juga: Liburan Seru di D Kandang Amazing Farm, Destinasi Edukatif dengan Indahnya Suasana Alam Depok
Badan Manajemen Bencana Nasional (NDMA) menyebutkan total korban meninggal di seluruh Pakistan sejak akhir Juni sudah mencapai 695 orang. Dari jumlah itu, 365 korban tercatat hanya dalam lima hari terakhir.
Kepala NDMA, Letnan Jenderal Inam Haider Malik, menegaskan bahwa tim penyelamat telah mengevakuasi lebih dari 25.000 orang dari wilayah terdampak.
Angkatan darat dan udara juga dikerahkan untuk mempercepat evakuasi dan distribusi bantuan.
Sementara itu, di Pakistan selatan, kota pelabuhan Karachi ikut lumpuh akibat curah hujan tinggi.
Baca Juga: Tempe Mentah vs Matang, Mana yang Lebih Aman untuk Kesehatan? Ini Fakta yang Perlu Diketahui
Jalan-jalan utama berubah menjadi sungai, kendaraan terjebak banjir, hingga listrik padam di sejumlah kawasan.
Rekaman televisi memperlihatkan mobil-mobil mengapung dan air masuk ke rumah-rumah warga di dataran rendah.
Pihak berwenang mencatat 145 mm hujan mengguyur kota dalam waktu singkat, dan risiko banjir perkotaan diperkirakan masih akan terus mengancam.
NDMA telah mengeluarkan peringatan dini bahwa musim hujan kali ini berpotensi lebih parah dari tahun-tahun sebelumnya dan akan berlangsung hingga 10 September.
Masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan, terutama di wilayah pegunungan dan perkotaan yang rawan banjir bandang maupun genangan.
Baca Juga: Soal Royalti Lagu, Wakil Ketua DPR Dasco: Jangan Takut, Putar Musik Tetap Diperbolehkan
Bencana ini kembali menyoroti rapuhnya infrastruktur dan sistem mitigasi bencana di Pakistan.
Selain kehilangan tempat tinggal, ribuan warga kini menghadapi kesulitan air bersih, listrik, dan akses pangan.