ESENSI.TV, SURIAH - Kota Damaskus kembali bergolak setelah Israel melancarkan serangan udara besar-besaran pada Rabu, 16 juli 2024.
Serangan tersebut menyasar sejumlah lokasi strategis termasuk kompleks kementerian pertahanan dan area dekat istana presiden Suriah.
Aksi militer ini menjadi respons atas serangan pasukan pemerintah Suriah terhadap komunitas Druze di wilayah selatan, yang memicu amarah publik dan kecaman dari minoritas Druze di Israel.
Serangan ini menandai eskalasi baru dalam konflik di Suriah, sekaligus menunjukkan sikap tegas Israel terhadap pemerintahan sementara Presiden Ahmed al-Sharaa, yang dianggapnya dipimpin kelompok Islamis radikal.
Baca Juga: Tren Hijab Minimalis Ala Gen Z yang Lagi Viral, Simpel, Stylish, dan Bikin Tampil Makin Fresh
Meskipun hubungan Suriah dengan Amerika Serikat sedang menghangat dan kontak keamanan dengan Israel semakin terbuka, Israel menyatakan tak akan tinggal diam melihat pergerakan pasukan pemerintah Suriah ke arah selatan.
Militer Israel menganggap pemerintahan Sharaa sebagai jihadis terselubung dan menegaskan bahwa mereka akan melindungi komunitas Druze dari ancaman kekerasan.
“Kami tidak akan membiarkan Suriah selatan menjadi sarang teroris,” kata Eyal Zamir, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel.
Kementerian Pertahanan Suriah menjadi salah satu target utama serangan udara tersebut.
Menurut laporan media lokal dan saksi mata, pesawat-pesawat tempur Israel terbang rendah di atas ibu kota dan menghujani Damaskus dengan serangkaian ledakan dahsyat.
Baca Juga: Jangan Disepelekan! Ini Dampak Tidur Larut Malam bagi Kesehatan Fisik dan Mental
Ledakan menyebabkan kerusakan parah pada gedung-gedung pemerintah dan memicu kepanikan warga sipil.
Lima anggota pasukan keamanan dilaporkan tewas akibat serangan ini.
Militer Israel juga mengonfirmasi bahwa markas besar militer Suriah dan lokasi di dekat istana presiden turut menjadi sasaran.