Keduanya, Barhoum dan Bardaweel, termasuk dalam 19 anggota kantor politik Hamas, di mana 11 di antaranya dilaporkan telah tewas sejak perang pecah pada akhir 2023.
Baca Juga: Gen Z Wajib Tahu! Cara Cerdas Seimbangkan Karier Kantor dan Bisnis Sampingan
Konflik Kian Memanas
Militer Israel memberikan sinyal akan meningkatkan serangan di Gaza. Mereka bahkan memperlihatkan rekaman video tank-tank yang diturunkan di sebuah ladang, dengan keterangan: "Persiapan Divisi ke-36 untuk Operasi di Jalur Gaza."
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa tujuan utama dari serangan ini adalah melumpuhkan Hamas secara militer dan politik, serta memaksa kelompok tersebut membebaskan para sandera yang tersisa.
"Perang ini bertujuan untuk menghancurkan Hamas sebagai kekuatan militer dan pemerintahan di Gaza," ujar Netanyahu.
Sementara itu, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, mengecam eskalasi konflik yang terus menelan korban jiwa.
Baca Juga: Menyusuri Pantai Cemongkak, Surga Tersembunyi di Antara Dreamland dan Bingin yang Jarang Diketahui
"Selama perang ini berlanjut, kedua belah pihak akan terus menderita. Israel harus menghormati nyawa warga sipil, dan ancaman untuk mencaplok sebagian Gaza sama sekali tidak dapat diterima," tegas Kallas.
Hingga kini, pejabat Palestina memperkirakan jumlah korban tewas di Gaza telah melampaui 50.000 orang sejak konflik meletus pada Oktober 2023.
Israel menyatakan bahwa angka tersebut mencakup 20.000 pejuang Hamas, meski Hamas sendiri belum mengungkapkan jumlah pasti korban di pihak mereka.
Dengan situasi yang terus memanas, Gaza kembali menjadi saksi bisu atas dampak perang yang kian sulit dihentikan.
Warga sipil yang tak bersalah masih menjadi korban, sementara harapan akan perdamaian terasa semakin jauh.***(LL)