Menurut pejabat Gaza, lebih dari 47.000 warga Palestina tewas dalam serangan Israel, dengan hampir seluruh 2,3 juta penduduk Gaza kehilangan tempat tinggal.
Baca Juga: Kesempatan Masih Terbuka, Ada Lowongan Kerja Program BINA BNI untuk Wilayah Banjarmasin
Perjanjian awal gencatan senjata menetapkan penghentian pertempuran, pengiriman bantuan ke Gaza, dan pembebasan 33 dari hampir 100 sandera Israel dan asing.
Sebagai gantinya, Israel membebaskan 2.000 tahanan Palestina, termasuk 69 wanita dan 21 remaja.
Namun, proses ini tidak berjalan mulus. Sebelum gencatan senjata berlaku, serangan mendadak Israel menewaskan 13 warga Palestina.
Israel menyalahkan Hamas atas keterlambatan daftar nama sandera yang akan dibebaskan, sementara Hamas menyebut penundaan itu sebagai kendala teknis.
Baca Juga: Debat Kusir Pilih Mandi Pagi atau Malam? Ini Masing-masing Manfaatnya untuk Tubuh dan Pikiran
Harapan di Tengah Puing-Puing
Di Gaza Utara, warga Palestina kembali ke lingkungan mereka yang kini hanya berupa puing-puing.
Aya, seorang warga yang telah mengungsi lebih dari setahun, mengungkapkan, "Rasanya seperti menemukan air di tengah gurun setelah 15 bulan tersesat."
Sementara itu, di Tepi Barat, bus-bus telah bersiap menyambut tahanan Palestina yang dibebaskan.
Harapan kini menggantung di udara, meskipun trauma perang masih membekas di hati jutaan orang.***(LL)
Artikel Terkait
Indonesia Kutuk Keras Pembantaian di Gaza, Tuntut Investigasi dan Akuntabilitas Internasional
Indonesia Dorong Gencatan Senjata Gaza dan Perlindungan Pengungsi di Sidang PBB
Israel Serang Rumah Sakit Indonesia di Gaza, BKSAP: Tindakan yang Biadab
Keluarga Sandera Israel Kritik Menteri Keuangan atas Penentangan Kesepakatan Gaza
Itamar Ben-Gvir Ancam Mundur jika Netanyahu Setujui Gencatan Senjata Gaza