Senin, 22 Desember 2025

Ratusan Pria Diduga Dieksekusi Setelah Kota Al Fashir Jatuh ke Tangan Pasukan RSF di Sudan

Photo Author
- Sabtu, 1 November 2025 | 09:33 WIB
RSF diduga bunuh ratusan pria di Al-Fashir, tragedi baru dalam konflik berdarah Sudan. (Foto: Instagram @thehorneye)
RSF diduga bunuh ratusan pria di Al-Fashir, tragedi baru dalam konflik berdarah Sudan. (Foto: Instagram @thehorneye)

ESENSI.TV, SUDAN - Kesaksian mengerikan muncul dari wilayah barat Sudan setelah pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) merebut kota Al-Fashir, benteng terakhir militer Sudan di Darfur.

Sejumlah saksi mata mengatakan ratusan pria dibunuh secara massal setelah ditangkap oleh pasukan bersenjata yang menunggangi unta dan memisahkan mereka dari perempuan serta anak-anak.

Salah satu penyintas, Alkheir Ismail, menceritakan bagaimana ia ditangkap bersama ratusan orang lain dan dibawa ke sebuah waduk.

Para penyerang, katanya, berteriak sambil melontarkan hinaan rasial sebelum melepaskan tembakan.

Baca Juga: Soft Life, Gaya Hidup Santai Gen Z yang Menolak Stres Berlebihan

Ia selamat hanya karena salah satu anggota RSF mengenalinya sebagai teman sekolah lama dan memintanya dibebaskan.

“Dia bilang, ‘Jangan bunuh dia.’ Tapi semua teman saya tewas,” ujar Ismail dalam wawancara video dengan jurnalis lokal di kota Tawila.

Menurut Ismail, ia tak membawa senjata, hanya datang ke Al-Fashir untuk mengantarkan makanan kepada keluarganya.

Reuters belum dapat memverifikasi secara independen seluruh kesaksiannya, namun laporan serupa juga disampaikan oleh tiga saksi lain dan enam pekerja kemanusiaan yang berbicara dengan media tersebut.

Baca Juga: Panduan Lengkap Teknik Oper Gigi Mobil Manual untuk Pemula agar Berkendara Lebih Aman dan Nyaman

Pembunuhan Massal dan Pemisahan Berdasarkan Etnis

Para saksi mengatakan RSF mengumpulkan warga yang melarikan diri dari Al-Fashir di sejumlah desa sekitar.

Di sana, pria dipisahkan dari kelompok perempuan dan anak-anak sebelum dibawa pergi, dan suara tembakan kemudian terdengar.

PBB memperkirakan ratusan warga sipil dan kombatan yang sudah menyerah dieksekusi, menyebut tindakan itu sebagai kejahatan perang.

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Sumber: reuters.com

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X