Senin, 22 Desember 2025

Ratusan Pria Diduga Dieksekusi Setelah Kota Al Fashir Jatuh ke Tangan Pasukan RSF di Sudan

Photo Author
- Sabtu, 1 November 2025 | 09:33 WIB
RSF diduga bunuh ratusan pria di Al-Fashir, tragedi baru dalam konflik berdarah Sudan. (Foto: Instagram @thehorneye)
RSF diduga bunuh ratusan pria di Al-Fashir, tragedi baru dalam konflik berdarah Sudan. (Foto: Instagram @thehorneye)

Kelompok bantuan Médecins Sans Frontières (MSF) juga melaporkan bahwa sekitar 500 orang, termasuk warga sipil dan tentara Sudan, mencoba melarikan diri pada 26 Oktober, namun sebagian besar tertangkap atau dibunuh.

Baca Juga: KAI Services Buka Lowongan Besar-Besaran Prama dan Prami Kereta Api 2025, Cek Syaratnya

Menurut MSF, para penyintas mengaku korban dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan identitas etnis, serta sebagian ditahan untuk dimintai tebusan antara 5 hingga 30 juta pound Sudan (sekitar 8.000–50.000 dolar AS).

RSF Bantah, Klaim Hanya Interogasi

Pihak RSF membantah tuduhan tersebut. Seorang komandan tinggi RSF menyebut laporan itu sebagai pemberitaan lebay yang dibuat oleh musuh-musuh mereka untuk menutupi kekalahan militer Sudan.

Ia mengatakan pihaknya telah menahan beberapa orang untuk diinterogasi karena diduga menyamar sebagai warga sipil, namun membantah adanya pembunuhan massal.

Ia menambahkan, beberapa anggota RSF telah ditangkap karena pelanggaran dan pasukannya membantu mengevakuasi warga sipil serta menyerukan organisasi kemanusiaan untuk memberikan bantuan.

Namun, Reuters telah memverifikasi sedikitnya tiga video yang menunjukkan pria berseragam RSF menembak tawanan tak bersenjata, serta belasan video lain yang memperlihatkan tumpukan jenazah setelah penembakan.

Baca Juga: Judistira Hermawan Minta Pemprov DKI Sikapi Pemotongan DBH dengan Bijak

Akar Etnis dan Jejak Genosida Lama

Kemenangan RSF di Al-Fashir menandai babak baru perang saudara Sudan yang telah berlangsung sejak 2023.

Konflik ini juga memperdalam perpecahan etnis lama antara pasukan RSF yang didominasi kelompok Arab dan etnis Zaghawa, yang menjadi tulang punggung pertahanan Al-Fashir.

Pakar genosida Alex de Waal menilai tindakan RSF di Al-Fashir sangat mirip dengan kekejaman yang mereka lakukan di kota Geneina dan dalam konflik Darfur awal 2000-an, ketika kelompok milisi Janjaweed, cikal bakal RSF, dituduh melakukan pembantaian etnis.

Amerika Serikat sebelumnya menuding RSF melakukan genosida di Geneina, dan kasus itu kini sedang diselidiki oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

Baca Juga: Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Gelontorkan Rp200 Triliun untuk Stabilkan Pasar dan Ekonomi Nasional

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Sumber: reuters.com

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X