Awalnya, aksi dipicu oleh kebijakan larangan media sosial yang kemudian dibatalkan pemerintah.
Namun, amarah massa terlanjur membesar hingga memicu kerusuhan terparah dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Menikmati Keindahan Air Terjun Jagir Banyuwangi, Wisata Alam Asri dengan Tiga Aliran Air yang Unik
Data resmi menyebutkan, sedikitnya 51 orang tewas dan lebih dari 1.300 lainnya luka-luka akibat bentrokan antara demonstran dan aparat.
Banyak korban berasal dari kalangan muda. Salah satunya adalah Ashab Alam Thakurai (24), yang baru sebulan menikah.
Ia ditemukan meninggal di kamar jenazah setelah keluarganya kehilangan kontak dengannya saat unjuk rasa.
Cerita lain datang dari Karuna Budhathoki, yang harus merelakan kepergian keponakannya berusia 23 tahun.
“Saat teman-temannya mundur dari aksi, dia memilih tetap maju. Kami diberitahu bahwa dia dibawa ke rumah sakit dalam keadaan sudah meninggal,” ujarnya pilu.
Baca Juga: Sneakers Favorit Gen Z yang Bikin Hangout Lebih Stylish
Meski penuh duka, sebagian demonstran menyambut penunjukan Karki dengan harapan.
Manjita Manandhar, salah satu aktivis muda, mengungkapkan perasaannya yang campur aduk.
“Kami melakukannya demi mereka yang gugur. Perjalanan menuju Nepal baru baru saja dimulai. Kita harus tetap kuat dan menjadikan Nepal yang terbaik di dunia,” katanya penuh semangat.
Setelah mundurnya Oli, kondisi di Nepal perlahan kembali tenang. Toko-toko dibuka kembali, kendaraan mulai melintas di jalan, dan aparat mengganti senjata api dengan tongkat saat berjaga.
Meski masih ada beberapa jalan yang tertutup, jumlah tentara di lapangan berkurang signifikan.
Baca Juga: Rekomendasi 7 Makanan Sehat untuk Mengendalikan Asam Urat Tinggi Secara Alami dan Aman
Artikel Terkait
Serangan Israel Terus Berlanjut, Ratusan Ribu Warga Palestina Dilanda Kelaparan Parah
Rusia Luncurkan Vaksin Kanker mRNA Enteromix, Diklaim Bisa Mengecilkan Tumor Hingga 80 Persen
Israel Nekat Gempur Qatar Targetkan Pemimpin Hamas, Perdamaian Gaza di Ambang Kegagalan
Kerusuhan Berdarah di Nepal, Pemerintah Runtuh, Militer Ambil Alih Kekuasaan
Kamp Penuh Sesak, Ribuan Warga Palestina Terpaksa Kembali ke Gaza Meski Dihujani Serangan Israel