Tak hanya di dalam negeri, Lee juga menghadapi tantangan besar dari luar, terutama dalam hubungan perdagangan dengan Amerika Serikat.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump sebelumnya memberlakukan tarif impor yang tinggi terhadap produk baja dan otomotif Korea Selatan.
Negosiasi perdagangan dengan Washington diperkirakan akan menjadi agenda mendesak di awal masa jabatannya.
Menurut analisis dari Pusat Studi Strategis dan Internasional di Washington, Lee tidak memiliki banyak waktu sebelum harus mencapai kesepakatan dengan Trump untuk mencegah dampak ekonomi yang lebih luas.
Baca Juga: 6 Cara Mengatasi Motor Tidak Bisa Distarter dengan Mudah, Cepat, dan Bisa Dilakukan Sendiri di Rumah
Meski begitu, Lee menyampaikan komitmennya untuk tetap menjaga hubungan erat dengan sekutu lama seperti Amerika Serikat, termasuk melanjutkan kerja sama dengan Jepang.
Namun, ia juga menunjukkan pendekatan yang lebih seimbang terhadap Tiongkok dan Korea Utara.
Dalam kebijakannya, Lee ingin membangun hubungan dagang yang saling menguntungkan tanpa harus terjebak dalam ketegangan geopolitik, terutama di wilayah sensitif seperti Selat Taiwan.
Krisis politik selama enam bulan terakhir, yang dipicu oleh dekrit darurat militer dan diwarnai oleh kejatuhan Yoon serta persidangan pemberontakan terhadap para pejabat tinggi, telah meninggalkan luka dalam pada tatanan demokrasi Korea Selatan.
Di tengah situasi ini, Lee Jae-myung membawa harapan baru. Ia dihadapkan pada tantangan besar, namun juga peluang untuk memulihkan kepercayaan rakyat dan mengarahkan Korea Selatan menuju masa depan yang lebih stabil, adil, dan sejahtera.***(LL)
Artikel Terkait
Distribusi Bantuan di Gaza Ricuh Menewaskan Dua Orang, PBB Tolak Skema Israel yang Dinilai Tak Netral
Harvard Menang di Pengadilan, Upaya Trump Batasi Mahasiswa Asing Diblokir Hakim
Meski Akhiri Masa Tugas di Pemerintahan, Elon Musk danTrump Tetap Tampil Kompak
Lebih dari 30 Warga Gaza Tewas Ditembak Saat Antre Makanan, Israel dan Saksi Mata Saling Bantah Versi Kejadian
Karol Nawrocki Menang Pilpres Polandia, Tantangan Baru bagi Pemerintahan Pro Uni Eropa