ESENSI.TV, KORSEL - Korea Selatan resmi memulai babak baru dalam kepemimpinan nasionalnya setelah melewati masa krisis yang berat.
Lee Jae-myung, tokoh dari kubu liberal dan mantan pengacara hak asasi manusia, dilantik sebagai Presiden Korea Selatan pada Rabu (4/6), menggantikan pemerintahan sebelumnya yang runtuh akibat darurat militer.
Ia berjanji akan memulihkan demokrasi, menstabilkan negara, dan menghidupkan kembali ekonomi yang terpukul akibat ketidakpastian politik dan tekanan global.
Lee meraih kemenangan signifikan dalam pemilu luar biasa yang digelar pada Selasa (3/6), mengalahkan kandidat konservatif Kim Moon-soo.
Baca Juga: Empat Camat dan Lurah di Medan Terbukti Pakai Narkoba, Wali Kota: Jika Mengulangi Akan Diberhentikan
Berdasarkan hasil penghitungan resmi Komisi Pemilihan Umum Nasional, Lee memperoleh 49,42% suara dari hampir 35 juta suara yang masuk, sementara Kim mendapat 41,15%.
Tingkat partisipasi pemilih kali ini bahkan menjadi yang tertinggi sejak tahun 1997, mencerminkan besarnya perhatian dan harapan rakyat terhadap arah baru yang akan diambil negara.
Dalam pidato kemenangan yang disampaikan di depan gedung parlemen, Lee menyebut hari pemilu sebagai 'hari penghakiman' terhadap kegagalan mantan Presiden Yoon Suk Yeol dan keputusan membentuk darurat militer yang kontroversial.
Ia menegaskan bahwa tugas pertamanya sebagai presiden adalah memastikan tidak ada lagi upaya kudeta bersenjata terhadap rakyat.
Baca Juga: Pantai Sadranan, Destinasi Favorit untuk Snorkeling Murah Meriah di Yogyakarta
“Kita harus tegas menindak pemberontakan agar sejarah kelam ini tidak terulang,” ujarnya, dikutip pada Rabu, 4 Juni 2025.
Setelah dikukuhkan oleh Komisi Pemilu, Lee langsung mengambil alih jabatan presiden dan panglima tertinggi.
Sebuah upacara pelantikan singkat digelar di parlemen, dan pada hari pertamanya, Lee menyatakan akan fokus menangani persoalan ekonomi, khususnya yang menyentuh langsung kehidupan rakyat kecil.
Ia menyoroti tekanan biaya hidup yang kian memberatkan keluarga menengah dan usaha kecil sebagai prioritas utama.
Artikel Terkait
Distribusi Bantuan di Gaza Ricuh Menewaskan Dua Orang, PBB Tolak Skema Israel yang Dinilai Tak Netral
Harvard Menang di Pengadilan, Upaya Trump Batasi Mahasiswa Asing Diblokir Hakim
Meski Akhiri Masa Tugas di Pemerintahan, Elon Musk danTrump Tetap Tampil Kompak
Lebih dari 30 Warga Gaza Tewas Ditembak Saat Antre Makanan, Israel dan Saksi Mata Saling Bantah Versi Kejadian
Karol Nawrocki Menang Pilpres Polandia, Tantangan Baru bagi Pemerintahan Pro Uni Eropa