ESENSI.TV, PALESTINA - Insiden tragis kembali terjadi di Gaza selatan pada Minggu (1/6), ketika lebih dari 30 warga Palestina dilaporkan tewas dan hampir 170 lainnya mengalami luka-luka saat mencoba mendapatkan bantuan makanan.
Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas menyebut kejadian itu terjadi di distrik Al-Alam, Rafah, dekat pusat distribusi bantuan.
Mereka menyatakan bahwa para korban tertembak oleh pasukan Israel saat mengantre bantuan.
Menurut laporan para saksi, tentara Israel diduga melepaskan tembakan ke arah warga sipil yang berkumpul dalam jumlah besar untuk menerima bantuan kemanusiaan.
Baca Juga: Bekerja Keras Tapi Tak Efektif? Gen Z Wajib Tahu 10 Tanda Ini!
Namun, militer Israel membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa hasil penyelidikan awal mereka menunjukkan tidak ada penembakan ke arah warga sipil di dalam maupun sekitar lokasi distribusi bantuan.
Bahkan, Yayasan Kemanusiaan Gaza (Gaza Humanitarian Foundation/GHF) yang berbasis di Amerika Serikat mengklaim bahwa pembagian bantuan pada hari itu berlangsung tanpa insiden.
GHF merilis sebuah video tanpa tanggal yang menunjukkan masyarakat berkumpul mengambil makanan dengan tenang, namun media seperti Reuters belum dapat memverifikasi kebenaran video tersebut secara independen.
Bertolak belakang dengan klaim tersebut, Palang Merah Internasional (ICRC) melaporkan bahwa rumah sakit lapangan mereka di Rafah menerima 179 korban luka, sebagian besar mengalami luka tembak dan luka akibat pecahan peluru.
Baca Juga: Eksplorasi Seru di Pantai Nguyahan, Wisata Lengkap dengan Harga Ramah di Kantong
"Semua pasien mengatakan bahwa mereka sedang menuju lokasi pembagian bantuan saat serangan terjadi. Ini adalah jumlah korban senjata tertinggi dalam satu insiden sejak rumah sakit lapangan kami berdiri lebih dari setahun lalu," ujar pihak ICRC.
Sementara itu, warga setempat dan petugas medis juga melaporkan bahwa sebuah tank Israel melepaskan tembakan ke arah ribuan orang yang sedang menuju lokasi distribusi.
PBB menyuarakan keprihatinan atas tragedi ini. Philippe Lazzarini, Kepala Badan Bantuan PBB untuk Palestina, mengatakan bahwa "distribusi bantuan kini telah berubah menjadi perangkap maut."
GHF menjadi sorotan karena mengoperasikan distribusi bantuan secara mandiri tanpa berkoordinasi dengan badan kemanusiaan internasional, termasuk PBB.
Artikel Terkait
Gaza Dilanda Krisis Pangan, Tekanan Global Paksa Israel Izinkan Truk Bantuan Masuk
Bantuan Tertahan, Warga Gaza Kian Terdesak di Tengah Ancaman Lapar dan Serangan Udara Israel
Serangan Terbaru Israel di Gaza Tewaskan 30 Orang, Termasuk Jurnalis dan Pejabat Penyelamat
Jerman Ancam Tindak Keras Israel, Evaluasi Dukungan Militer akibat Krisis Gaza
Distribusi Bantuan di Gaza Ricuh Menewaskan Dua Orang, PBB Tolak Skema Israel yang Dinilai Tak Netral