Senin, 22 Desember 2025

Kekhawatiran Meningkat, Warga India dan Pakistan Panik Timbun Makanan hingga Mengungsi

Photo Author
- Sabtu, 10 Mei 2025 | 08:00 WIB
Ilustrasi. Warga mengungsi ke bunker darurat di perbatasan India-Pakistan saat konflik memanas.(Foto: Freepik)
Ilustrasi. Warga mengungsi ke bunker darurat di perbatasan India-Pakistan saat konflik memanas.(Foto: Freepik)

Baca Juga: Gen Z Sering Jadi Kambing Hitam di Kantor? Ini 10 Tandanya yang Perlu Kamu Waspadai

Warga Lahore seperti Aroosha Rameez bahkan sudah menyiapkan persediaan untuk satu bulan ke depan, termasuk bahan pokok dan uang tunai. 

Apotek juga dipenuhi pembeli, hingga dikhawatirkan terjadi kelangkaan obat seperti parasetamol dan antibiotik. 

Layanan pesan-antar seperti FoodPanda mencatat lonjakan permintaan bahan makanan di seluruh Pakistan.

Pemerintah India menanggapi kepanikan ini dengan menenangkan warga. 

Menteri Pangan menyatakan stok beras, gandum, dan kacang-kacangan cukup dan tidak ada alasan untuk panik membeli. Namun, warga tetap merasa perlu bersiap.

Baca Juga: Waspada! Ini Bahaya Tidur dalam Keadaan Marah Menurut Ahli

Pankaj Seth, warga Amritsar, menyatakan ia tak yakin pasar akan buka keesokan harinya, sehingga ia merasa wajib menimbun bahan makanan untuk keluarganya.

Harga barang kebutuhan juga mulai naik, mendorong warga meminta bantuan kerabat dari kota lain. 

Seorang perawat bernama Navneet Kaur mengatakan bibinya di Attari memintanya membelikan tepung karena harga di sana sudah melonjak tinggi.

Di Kashmir, terutama dekat garis kendali (Line of Control), situasi lebih mengkhawatirkan. 

Tembakan dan pengeboman membuat warga mengungsi di malam hari ke bunker yang mereka bangun di daerah pegunungan. 

Baca Juga: OJK Jabodebek Buka Lowongan Tenaga Administrasi, Cek Syarat dan Link Pendaftarannya!

Pemerintah Pakistan telah mengevakuasi lebih dari 400 orang dari daerah rawan. 

Seorang warga di Lembah Neelum menyebut mereka kini tinggal di bunker setelah serangan di Muzaffarabad.

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Sumber: reuters.com

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X