Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bahwa Rusia adalah pihak yang bertanggung jawab atas konflik ini, sementara Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez menegaskan dukungan negaranya untuk Ukraina.
Di sisi lain, mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev justru menyambut baik peristiwa ini, dengan menyebut bahwa Trump telah menyampaikan "kenyataan pahit" kepada Zelenskiy.
Ia menyebut konfrontasi ini sebagai momen di mana Ukraina akhirnya menerima "teguran keras" dari Amerika Serikat.
Sebelumnya, Ukraina berharap kesepakatan ekonomi dengan AS dapat menarik lebih banyak dukungan dari pemerintahan Trump, terutama dalam hal bantuan militer dan finansial.
Baca Juga: Puasa Ramadan dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Studi Ungkap Hal Ini
Namun, dengan sikap baru AS yang lebih skeptis terhadap keterlibatan dalam konflik, masa depan dukungan bagi Ukraina kini semakin tidak pasti.
Dengan semakin berkurangnya bantuan dan terus berlanjutnya pertempuran, Ukraina menghadapi tantangan besar untuk mempertahankan wilayahnya.
Sementara itu, Trump tampaknya lebih berfokus pada kebijakan luar negeri yang mengurangi keterlibatan AS dalam konflik global, dengan harapan dapat mengalihkan sumber daya untuk kepentingan domestik.
Konfrontasi ini semakin memperjelas perbedaan pendekatan antara Ukraina dan pemerintahan Trump dalam menyikapi perang.
Dengan ketidaksepakatan yang semakin tajam, jalan menuju solusi konflik Ukraina tampaknya akan semakin sulit, dan peran Amerika Serikat dalam mendukung Kyiv kini dipertanyakan.***(LL)
Artikel Terkait
Perubahan Sikap Trump: Rusia Disebut Sebagai Penyerang, Ukraina Siapkan Kesepakatan Mineral dengan AS
Konflik Kongo Timur Memburuk, Merenggut Nyawa Anak-anak dan Warga Terjebak dalam Ketakutan
Trump dan Macron Bersahabat, tetapi Berbeda Pendapat soal Konflik Ukraina Rusia
Pertukaran Dramatis: Hamas Kembalikan Jenazah Sandera, Israel Bebaskan Ratusan Tahanan
Sebelum Bertemu Trump di AS, Zelenskiy Temui PM Irlandia untuk Apresiasi Dukungan Eropa