Senin, 22 Desember 2025

Keputusan Mengejutkan: AS Enggan Dukung Resolusi PBB soal Invasi Rusia ke Ukraina

Photo Author
- Jumat, 21 Februari 2025 | 10:46 WIB
Kolase Presiden AS, Donald Trump dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. (Foto: reuters.com)
Kolase Presiden AS, Donald Trump dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. (Foto: reuters.com)

Sebagai gantinya, AS lebih memilih istilah yang lebih netral, seperti "perang Rusia yang menghancurkan di Ukraina" sebagaimana yang digunakan dalam pernyataan sebelumnya oleh menteri luar negeri G7.

Situasi ini berpotensi menjadi tantangan besar bagi Ukraina, yang selama ini sangat bergantung pada bantuan militer dan diplomatik dari AS untuk melawan invasi Rusia. 

Dukungan politik dan keuangan yang telah mengalir selama bertahun-tahun bisa terpengaruh oleh dinamika baru ini.

Baca Juga: Lamroy Manurung : Selamat dan Sukses Atas Pelantikan Kepala Daerah Se-Sumatera Utara Periode 2024-2029

Dalam rancangan resolusi PBB yang diperoleh Reuters, disebutkan bahwa komunitas internasional menyerukan de-eskalasi konflik, penghentian permusuhan secepat mungkin, serta penyelesaian damai yang selaras dengan Piagam PBB dan hukum internasional. 

Resolusi ini juga menekankan perlunya implementasi penuh terhadap resolusi-resolusi sebelumnya, terutama terkait dengan tuntutan agar Rusia menarik pasukannya dari seluruh wilayah Ukraina yang diakui secara internasional.

Sementara itu, Rusia terus memperluas kendalinya di wilayah timur Ukraina dan menguasai sekitar 20% dari total wilayah negara tersebut. 

Moskow berdalih bahwa operasinya merupakan respons terhadap ancaman eksistensial yang ditimbulkan oleh upaya Ukraina untuk bergabung dengan NATO. 

Baca Juga: Menjelajahi Ekowisata Desa Bahoi, Keindahan Surga Tersembunyi dengan Mangrove dan Terumbu Karang Lestari di Likupang

Namun, Ukraina dan negara-negara Barat mengecam tindakan tersebut sebagai bentuk agresi imperialis dan perebutan wilayah secara paksa.

Dengan sikap AS yang mulai menunjukkan pergeseran dalam kebijakan luar negerinya terhadap konflik ini, dunia kini menantikan bagaimana dinamika politik global akan berkembang dalam beberapa bulan mendatang.***(LL)

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Sumber: reuters.com

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X