ESENSI.TV, INTERNASIONAL - Ketegangan di Jalur Gaza kembali meningkat setelah serangan udara Israel pada Minggu menewaskan tiga polisi Palestina di sebelah timur Rafah, wilayah selatan Gaza.
Insiden ini memicu kekhawatiran baru terhadap keberlangsungan gencatan senjata yang mulai berlaku sejak 19 Januari, di tengah upaya internasional untuk menstabilkan situasi kemanusiaan di daerah tersebut.
Kementerian Dalam Negeri Gaza yang dikelola Hamas mengonfirmasi bahwa ketiga polisi tersebut sedang bertugas mengamankan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza ketika serangan terjadi.
Dalam pernyataannya, kementerian mengutuk tindakan ini sebagai “tindakan keji” dan mendesak komunitas internasional serta para mediator untuk menekan Israel agar menghentikan serangan terhadap aparat keamanan sipil di Gaza.
Baca Juga: Tottenham Kalahkan Manchester United 1-0, Catatkan Kemenangan Ganda Bersejarah di Liga Primer
Militer Israel, di sisi lain, menyatakan bahwa serangan tersebut ditujukan kepada sejumlah individu bersenjata yang mendekati pasukan Israel di dekat wilayah tersebut, dan menegaskan bahwa target telah diidentifikasi dengan jelas.
Mereka juga mengimbau warga Gaza untuk mematuhi arahan militer dan menghindari mendekati pasukan Israel di area tersebut demi keselamatan mereka.
Ketegangan semakin memuncak ketika pejabat Palestina menuduh Israel melanggar ketentuan gencatan senjata dengan memblokir masuknya alat berat untuk membersihkan puing-puing serta rumah mobil yang diperuntukkan bagi ribuan warga Gaza yang kehilangan tempat tinggal.
Selain itu, Israel juga dilaporkan menghalangi puluhan pasien dan korban luka untuk meninggalkan Gaza dan mendapatkan perawatan medis di Mesir.
Baca Juga: Gen Z Wajib Tahu! 10 Cara Ampuh Mendapatkan Promosi Jabatan di Organisasi
Seorang pejabat kementerian kesehatan Gaza, yang enggan disebutkan namanya, menyatakan bahwa hingga saat ini Israel belum memberikan izin bagi pasien-pasien tersebut untuk melewati perbatasan Rafah.
Sementara itu, Salama Marouf, kepala kantor media pemerintah Gaza, menyatakan bahwa “penolakan Israel untuk mengizinkan masuknya bantuan vital menunjukkan siapa sebenarnya pihak yang menghambat implementasi gencatan senjata.”
Ia menyerukan agar para mediator internasional memberikan tekanan kepada Israel untuk memenuhi kewajiban kemanusiaannya sesuai perjanjian gencatan senjata.
Israel membantah tuduhan tersebut, menyatakan bahwa pihaknya telah memfasilitasi masuknya bahan-bahan tempat berlindung ke Gaza.
Artikel Terkait
Trump Ultimatum Hamas, Ancam Batalkan Gencatan Senjata Jika Tak Bebaskan Sandera
Netanyahu Ancam Akhiri Gencatan Senjata, Bebaskan Sandera atau Bersiap Terima Serangan Lanjutan
Gencatan Senjata di Ujung Tanduk, Israel Kerahkan Pasukan Jika Hamas Tak Lepas Sandera
Hamas Nyatakan Siap Lanjutkan Gencatan Senjata di Gaza, Upaya Diplomasi Mesir dan Qatar Jadi Penentu
Arab Saudi Pimpin Negara-Negara Arab Susun Rencana Masa Depan Gaza di Tengah Tekanan AS