ESENSI.TV, JAKARTA - Dalam rangka meningkatkan kualitas riset klinis di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meresmikan Indonesia Clinical Research Center (INACRC).
Kehadiran INACRC diharapkan dapat membawa perubahan signifikan bagi dunia penelitian di tanah air, khususnya dalam menghadapi tantangan global di bidang kesehatan.
Melalui pusat riset ini, Indonesia diharapkan bisa menjadi salah satu pusat penelitian klinis terkemuka di Asia Tenggara.
Baca Juga: 6.757 Personel Disiagakan untuk Amankan Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih
Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan riset klinis, terutama karena keunggulan demografi dan keragaman genetik yang dimiliki.
"Indonesia memiliki modal yang kuat dengan keberagaman genetika penduduknya. Ini merupakan salah satu keunggulan yang membuat kita sangat potensial sebagai tempat penelitian klinis," jelas Dante dalam sambutannya, dikutip dari laman tribratanews.polri.go.id pada Kamis, 17 Oktober 2024.
Namun, Dante juga menyoroti bahwa tantangan besar masih menghadang di depan.
Baca Juga: Sunarto Terpilih sebagai Ketua Mahkamah Agung 2024-2029
Meski Indonesia memiliki sekitar 300 rumah sakit rujukan nasional, hanya sekitar 15 persen yang secara aktif melakukan uji klinis.
"Kita memang memiliki modal yang kuat, tapi sayangnya hanya sebagian kecil dari rumah sakit yang benar-benar terlibat dalam uji klinik. Hal ini masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu kita selesaikan," tambahnya.
Dante juga membandingkan Indonesia dengan negara tetangga seperti Thailand, yang telah membuat lompatan besar dalam riset klinis melalui pemanfaatan teknologi digital dan kolaborasi internasional selama dekade terakhir.
Menurutnya, Indonesia perlu belajar dari pendekatan tersebut, terutama dalam hal integrasi teknologi dan peningkatan kolaborasi global.
Baca Juga: Teguh Setyabudi Dilantik sebagai Pj Gubernur DKI Jakarta Menggantikan Heru Budi Hartono
Untuk mengatasi tantangan ini, INACRC hadir sebagai wadah yang dapat memfasilitasi berbagai riset klinis secara terstruktur dan terorganisir.
Artikel Terkait
Akhiri Perundungan di Pendidikan Kedokteran, DPR dan Kemenkes Ambil Langkah Tegas
Kemenkes Tegaskan Cacar Monyet Bukan Efek Samping Vaksin Covid-19
Pejabat Kemenkes Dilaporkan Terkait Dugaan Penyebaran Informasi Palsu Kasus Kematian Mahasiswa Kedokteran
Kemenkes Siapkan 17.400 Tenaga Kesehatan Cadangan untuk Hadapi Potensi Gempa Megathrust
Kemenkes Atur Jam Kerja Peserta PPDS untuk Cegah Perundungan dan Tekan Jam Kerja Berlebih