Indonesia, dengan sistem yang baru berjalan kurang dari satu tahun, sudah mampu melayani 30 juta orang.
“Ada kekurangan? Tentu ada. Tapi manfaatnya jauh lebih besar. Jangan lupa, masih banyak rakyat kita yang makan nasi hanya dengan garam. Kini kita bisa menghadirkan makanan bergizi yang benar-benar mereka butuhkan,” kata Presiden.
Dorongan untuk Ekonomi Rakyat
Dampak positif program ini tidak hanya dirasakan oleh penerima langsung, tetapi juga oleh petani, peternak, dan nelayan.
Pasalnya, kebutuhan pangan yang diserap berasal dari desa dan kecamatan. Dengan demikian, ada jaminan pasar yang jelas bagi hasil produksi mereka.
Baca Juga: Judistira Sebut Evaluasi RDF Rorotan Harus Dilakukan Secara Berkala
Program ini bahkan diproyeksikan mampu menciptakan 1,5 juta lapangan kerja baru pada awal tahun depan.
Setiap hari, negara membutuhkan suplai telur, ayam, ikan, dan sayuran, yang semuanya disuplai langsung dari daerah.
“Dengan makan bergizi gratis, kita bukan hanya memberi gizi, tapi juga menghidupkan ekonomi rakyat di kampung-kampung,” jelas Prabowo.
Anggaran Besar untuk Rakyat Desa
Untuk menopang target yang lebih luas, pemerintah menyiapkan anggaran sekitar Rp335 triliun atau setara USD20 miliar pada tahun 2026.
Dana ini akan langsung disalurkan ke desa-desa, membalik arus keuangan yang selama puluhan tahun lebih banyak terserap di kota besar.
“Dulu uang daerah lari ke Jakarta, bahkan sampai keluar negeri. Sekarang kita balik, uang masuk ke desa-desa,” ucapnya.
Target 82 Juta Penerima
Artikel Terkait
Presiden Prabowo Turun ke Badung, Pantau Langsung Dampak Banjir dan Distribusi Bantuan
Prabowo Tunjuk Ahmad Erani Yustika sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM
Indonesia Konsisten Dukung Palestina, Prabowo Siap Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza
Kepercayaan Global terhadap Indonesia Meningkat, Misbakhun Apresiasi Diplomasi Presiden Prabowo di Kancah Internasional
Lawatan Kilat Presiden Prabowo di Kanada Hasilkan Kesepakatan Rp197 Triliun