ESENSI.TV, INDONESIA - Program Listrik Desa (Lisde) tahun 2025-2029 difokuskan untuk mensejahterahkan masyarakat, khususnya pada wilayah yang belum teraliri listrik di setiap daerah Indonesia.
Akhir 2024 lalu, Rasio Elektrifikasi (RE) nasional tercatat mencapai 99,83%. Namun kantong-kantong yang sulit dijangkau, seperti banyak di wilayah 3T dan Indonesia Timur, masih memerlukan intervensi khusus.
Karena itu, pemerintah meluncurkan Lisdes 2025–2029 untuk menuntaskan akses listrik sekitar 1,2 juta rumah tangga dan mengaliri ±10.068 desa yang belum berlistrik PLN, sejalan dengan RUPTL 2025–2034 yang menekankan integrasi Energi Baru Terbarukan (EBT) dan penguatan jaringan (green super grid).
Kinerja ini melanjutkan capaian RE 99,78% pada 2023 dan program pendukung seperti BPBL 367.212 sambungan untuk rumah tangga tidak mampu (2022–2024).
Fokus juga diarahkan ke Papua yang rasio elektrifikasinya telah menembus 97,5% pada tahun 2024. Tetapi masih memerlukan akselerasi kualitas layanan.
Kementerian ESDM telah melakukan pemetaan menggunakan data satelit dan menentukan sebanyak 10.068 desa yang akan dialiri listrik periode 2025-2026.
Tujuannya untuk meningkatkan elektrifikasi di 14 provinsi atau 40 wilayah yang masuk daerah-daerah prioritas di Indonesia.
Baca Juga: Resmi Pindah ke Liverpool, Isak Ucapkan Terima Kasih, Newcastle Beri Balasan Dingin
Mengapa Lisdes 2025 Strategis?
Selain itu, berdasarkan target terukur terdapat 1,2 juta sambungan rumah tangga baru dan ribuan desa non-PLN jadi prioritas. Lebih lanjut, adanya program terbukti yaitu sejak 2022, perluasan akses listrik dan bantuan sambungan menyasar kelompok paling rentan.
Sebagaimana diketahui, program Lisdes 2025-2029 merepresentasikan komitmen percepatan yang terukur dalam ‘melistriki’ sebanyak ±10.068 desa tanpa akses listrik dan 780 ribu rumah tangga belum tersentuh listrik. Hal ini merupakan kesenjangan terakhir yang harus dijembatani untuk mencapai elektrifikasi 100% secara nasional.
Selanjutnya, Lisdes juga menjadi katalis transformasi teknologi kelistrikan desa secara hybrid dan canggih.
Baca Juga: Petualangan Seru di Kalimantan, Eksplorasi Alam, Goa Batu Kapal, dan Budaya Dayak