Minggu, 21 Desember 2025

Pemanasan Global dan Indonesia: Apa yang Berubah dan Mengapa Kita Harus Waspada?

Photo Author
- Minggu, 14 Desember 2025 | 19:21 WIB
Ilustrasi warga di sungai.
Ilustrasi warga di sungai.

Ini bukan sekadar persoalan lingkungan, tetapi persoalan sosial dan ekonomi yang memengaruhi jutaan orang.

Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa pemanasan permukaan laut meningkatkan energi badai tropis. Asia Tenggara, termasuk Indonesia, kini menghadapi badai dengan curah hujan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dekade sebelumnya.

Sedikitnya ada beberapa hal yang perlu dipahami masyarakat dalam kondisi seperti ini, yaitu jumlah badai mungkin tidak meningkat drastis namun intensitas dan daya rusaknya meningkat secara signifikan.

Inilah mengapa banjir dan longsor kini bisa terjadi dengan cepat, bahkan di wilayah yang sebelumnya dianggap aman.

Baca Juga: Menang dengan Cara Tak Lazim, Arsenal Unggul Berkat Kesalahan Fatal Wolves

Peran Strategis ESDM

Perubahan iklim sering dipersepsikan sebagai urusan lingkungan semata. Padahal, akar masalah dan solusi utamanya sangat terkait dengan sektor energi. 

Energi merupakan penyumbang emisi, dan sebagian besar emisi gas rumah kaca berasal dari pembangkit listrik berbasis fosil, transportasi, serta industri berbasis energi. Artinya, kebijakan energi adalah kebijakan iklim.

Sebagaimana diketahui, energi merupakan tulang punggung ketahanan bencana. Sebab itu dalam setiap bencana listrik menentukan hidup-mati rumah sakit. Energi juga memastikan sistem peringatan dini bekerja optimal, dan pemulihan ekonomi bergantung pada pasokan energi.

Dalam hal ini, Kementerian ESDM berada di posisi kunci untuk memastikan sistem energi Indonesia memiliki emisi rendah, tangguh terhadap bencana, dan adaptif terhadap perubahan iklim.

Baca Juga: Hadapi Puncak Musim Hujan, Bupati/Walikota Se-Sumut Diimbau Perkuat Mitigasi Bencana

Mitigasi berarti mengurangi emisi gas rumah kaca agar laju pemanasan global melambat. Dalam konteks ini transisi energi bersih bukan pilihan, melainkan keharusan.

Berikutnya, energi terbarukan membantu menurunkan emisi sekaligus diversifikasi energi, dan kebijakan energi rendah karbon selaras dengan komitmen Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia.

Sementara itu, adaptasi berarti mempersiapkan sistem agar tetap berfungsi di tengah perubahan iklim. Diantaranya, mempersiapkan infrastruktur energi tahan banjir dan panas ekstrem. Lalu pembangkit listrik yang aman di wilayah rawan, serta sistem cadangan energi untuk kondisi darurat.

Prinsipnya, Kementerian ESDM berperan penting dalam menjembatani mitigasi dan adaptasi secara simultan.

Baca Juga: Fakta! Mobil Bensin Sisa Pasar Domestik China Kini Membanjiri Negara Berkembang

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Banjir dan Hasrat Pembangunan

Kamis, 18 Desember 2025 | 11:03 WIB

Simalakama AI untuk Media Massa

Minggu, 28 September 2025 | 13:00 WIB

Listrik Desa untuk Kesejahteraan Masyarakat

Rabu, 3 September 2025 | 20:14 WIB

Semua Ada Akhirnya

Rabu, 9 Oktober 2024 | 08:24 WIB

Mpox dan Empat Generasi Vaksin

Selasa, 27 Agustus 2024 | 16:56 WIB

Dampak Negatif Pilpres 2024 terhadap Masyarakat

Selasa, 23 Juli 2024 | 16:37 WIB

WNA Korea yang Kerja di Indonesia Rasis!?

Sabtu, 15 Juni 2024 | 14:00 WIB

Nobel Caltech. 1 Kampus Meraih 47 Nobel

Selasa, 11 Juni 2024 | 14:30 WIB

Belajar Dari Soeharto dan Nadiem Makarim

Rabu, 29 Mei 2024 | 15:05 WIB
X