Jumlah followers, like, atau komentar di media sosial sering menjadi sumber perbandingan. Gen Z yang merasa “kurang populer” atau tidak cukup diakui bisa mengalami rasa insecure.
Tekanan ini sering membuat mereka terlalu fokus pada penampilan digital dan mengabaikan kualitas diri di dunia nyata.
4. Kondisi Keuangan dan Kemandirian
Banyak Gen Z yang masih belajar mandiri atau baru memulai karier. Ketidakpastian finansial dan perbandingan dengan teman sebaya yang terlihat sukses dapat menimbulkan rasa cemas dan insecure.
Mereka khawatir tidak bisa memenuhi kebutuhan atau gaya hidup yang diharapkan oleh lingkungan.
Baca Juga: Derbi London Utara Kian Memanas, Krisis Bek Arsenal vs Kebangkitan Kekuatan Penuh Spurs
5. Hubungan Sosial dan Romantis
Gen Z juga sering merasa insecure dalam pertemanan atau hubungan romantis. Rasa takut ditinggalkan, dibandingkan, atau tidak diterima oleh kelompok sosial bisa menurunkan kepercayaan diri.
Media sosial kadang memperburuk masalah ini karena sering menampilkan hubungan yang terlihat sempurna, padahal kenyataannya tidak selalu demikian.
Secara keseluruhan, rasa insecure yang dialami Gen Z sangat dipengaruhi oleh lingkungan digital, sosial, dan budaya yang menuntut standar tinggi.
Meski hal ini wajar, penting bagi mereka untuk mengenali sumber ketidakpercayaan diri dan fokus pada pengembangan diri, bukan hanya perbandingan dengan orang lain.
Dukungan teman, keluarga, dan aktivitas yang menumbuhkan self-esteem dapat membantu Gen Z merasa lebih aman dan percaya diri.*** (LL)