ESENSI.TV, GAYA HIDUP - Di era ketika hampir setiap detik hidup kita terhubung ke layar, muncul gerakan baru di kalangan Gen Z.
Gerakan ini disebut digital minimalism, sebuah gaya hidup yang menolak kecanduan digital dan mengutamakan keseimbangan antara dunia maya dan dunia nyata.
Sebagai generasi pertama yang benar-benar lahir di duniadigital, Gen Z terbiasa dengan kecepatan informasi, notifikasi tanpa henti, dan budaya multitasking.
Namun di balik kemudahan itu, banyak dari mereka mulai merasakan kelelahan digital (digital fatigue), kondisi ketika otak jenuh akibat terlalu lama berada di dunia online.
Baca Juga: Kirim Pesan Tegas ke Barat, Rusia Uji Coba Rudal Jelajah Tenaga Nuklir Burevestnik
Sebuah survei dari Pew Research Center menemukan bahwa lebih dari 65% Gen Z merasa sulit memisahkan diri dari ponsel, meski mereka tahu hal itu membuat stres.
Media sosial seperti TikTok, Instagram, dan X (Twitter) sering membuat mereka terjebak dalam perbandingan sosial, tekanan eksistensi, dan ketakutan ketinggalan tren (FOMO).
Apa Itu Digital Minimalism?
Konsep digital minimalism dipopulerkan oleh Cal Newport, penulis buku Digital Minimalism berjudul Choosing a Focused Life in a Noisy World.
Intinya sederhana: bukan berarti menolak teknologi, tapi menggunakannya secara sadar dan selektif, hanya untuk hal-hal yang benar-benar memberi nilai.
Bagi banyak Gen Z, ini berarti:
Menghapus aplikasi yang tidak bermanfaat atau memicu stres.
Membatasi waktu layar (screen time) hanya untuk keperluan produktif.
Mengatur “digital detox day” setiap minggu.
Artikel Terkait
Stop Galbay! Begini 5 Cara Gen Z Bisa Terbebas dari Pinjol dan Hidup Lebih Tenang
5 Hal yang Bisa Dilakukan Gen Z Saat Melihat Teman Jadi Korban Bullying
Jangan Diam! 5 Cara Gen Z Bertahan dan Menjaga Mental Saat Jadi Korban Bullying
Gen Z Wajib Tahu! Ini Tanda Lowongan Kerja Bodong yang Harus Segera Dihindari
Rutinitas Malam Gen Z yang Wajib Dicoba untuk Menjaga Kesehatan Mental dan Tidur Lebih Berkualitas