Gen Z sering menggunakan momen nongkrong untuk berdiskusi ide, berkolaborasi, atau sekadar melepas penat dari rutinitas.
Bagi mereka, nongkrong bukan hanya kegiatan santai, tetapi juga cara memperkuat hubungan sosial.
Baca Juga: Menjadi Gen Z di Era Digital, Tantangan Berat, Peluang Besar, dan Revolusi Dunia Kerja
Dari sisi psikologis, cafe memberi ruang yang netral dan aman untuk berekspresi.
Tempat ini tidak seformal kantor atau kampus, namun juga tidak sesantai rumah, sehingga membuat suasana terasa seimbang.
Harga menu yang relatif lebih mahal dibanding warung biasa sering kali dianggap wajar oleh Gen Z.
Bagi sebagian dari mereka, nongkrong di cafe memberi kesan eksklusif dan menunjukkan kemampuan mengikuti tren.
Tren ini mencerminkan perubahan budaya konsumsi dari generasi sebelumnya.
Jika dahulu orang lebih suka berkumpul di rumah atau tempat sederhana, kini cafe menjadi simbol ruang publik modern.
Baca Juga: Paropo, Surga Tersembunyi di Tepi Danau Toba yang Mirip Ranu Kumbolo
Banyak pemilik cafe menyadari potensi pasar ini dan mulai menyesuaikan konsep bisnisnya.
Mereka menghadirkan live music, area coworking, hingga menu yang menarik di kamera agar tetap relevan dengan selera Gen Z.
Fenomena ini juga menggambarkan pergeseran nilai sosial.
Generasi muda kini mencari pengalaman sosial yang lebih berkesan dibanding sekadar makan atau minum.
Mereka datang ke cafe untuk menikmati suasana, membangun interaksi, dan merasakan kepuasan emosional.
Artikel Terkait
7 Soft Skill yang Harus Dimiliki Gen Z untuk Hadapi Tantangan Masa Depan
Cara Mudah Gen Z Mengasah Soft Skill Tanpa Ribet
Cara Unik Gen Z Melupakan Masa Lalu dan Bangkit Menjadi Generasi yang Lebih Tangguh
Cara Gen Z Menjaga Pertemanan agar Tetap Sehat Tanpa Mengorbankan Diri Sendiri
Menjadi Gen Z di Era Digital, Tantangan Berat, Peluang Besar, dan Revolusi Dunia Kerja