ESENSI.TV, GAYA HIDUP - Dalam beberapa tahun terakhir, istilah quiet quitting mendadak ramai diperbincangkan di dunia kerja.
Fenomena ini bukan sekadar soal resign diam-diam seperti namanya, melainkan lebih ke sikap karyawan yang memilih untuk bekerja sesuai porsi dan tanggung jawabnya saja, tanpa mau berlebihan.
Menariknya, Gen Z menjadi generasi yang paling sering dikaitkan dengan tren ini, terutama karena cara mereka memandang keseimbangan hidup, karier, dan kesehatan mental berbeda dari generasi sebelumnya.
Baca Juga: Tren Dekorasi Kamar Ala Gen Z yang Kreatif, Estetik, dan Penuh Karakter
Apa Itu Quiet Quitting?
Quiet quitting adalah kondisi di mana pekerja tetap menjalankan tugas sesuai deskripsi pekerjaannya, tetapi tidak mau lagi memberikan tenaga ekstra seperti lembur tanpa bayaran, mengambil tugas tambahan, atau selalu standby di luar jam kerja.
Bagi Gen Z, ini dianggap sebagai cara sehat untuk menjaga batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi (work-life balance).
Mengapa Gen Z Identik dengan Quiet Quitting?
Ada beberapa alasan mengapa quiet quitting populer di kalangan Gen Z:
1. Work-Life Balance Lebih Utama
Gen Z tidak ingin hidupnya habis hanya untuk pekerjaan. Mereka lebih memilih waktu luang untuk keluarga, hobi, atau aktivitas sosial.
2. Pengaruh Pandemi
Masa pandemi membuat banyak orang, termasuk Gen Z, menyadari pentingnya kesehatan mental dan waktu pribadi.
Mereka belajar bahwa hidup tidak hanya tentang bekerja keras, tetapi juga tentang menjaga diri.
Artikel Terkait
Inspirasi Outfit Gen Z untuk Hangout Santai yang Bikin Tampil Stylish Tanpa Ribet
Tren Olahraga Favorit Gen Z, Sehat, Gaul, dan Penuh Gaya
Gen Z dan Sustainable Living, Tren yang Jadi Gerakan Nyata
5 Warna Outfit Sehari-hari Favorit Gen Z yang Bikin Penampilan Selalu Stylish dan Kekinian
Tren Dekorasi Kamar Ala Gen Z yang Kreatif, Estetik, dan Penuh Karakter