Terkadang, setelah memutuskan untuk pergi, kamu bisa mulai meragukan diri sendiri. “Apa aku terlalu keras?” atau “Mungkin aku yang terlalu sensitif?” Jangan terjebak dalam pemikiran ini.
Percayalah, jika hubungan itu benar-benar sehat, kamu nggak akan merasa perlu untuk pergi.
Jangan biarkan orang lain membuatmu meragukan keputusan yang sudah kamu buat demi kebaikan diri sendiri.
4. Jangan Mencari Alasan untuk Bertahan
Sering kali kita mencari-cari alasan untuk tetap bertahan, seperti “Dia nggak selalu buruk, kok” atau “Mungkin aku yang terlalu lebay.”
Stop! Kalau hubungan itu sudah menyakitimu secara emosional, mental, atau bahkan fisik, itu adalah tanda jelas bahwa kamu harus keluar.
Jangan menutup mata hanya karena ada beberapa momen manis di antara rasa sakit yang lebih dominan.
Baca Juga: Pentingnya Tune Up Mobil: Manfaat, Proses, dan Kisaran Biayanya
5. Tetapkan Batasan yang Tegas
Setelah kamu memutuskan untuk pergi, pastikan kamu menetapkan batasan yang jelas.
Jangan mudah luluh dengan janji manis atau permintaan maaf yang nggak tulus.
Jika perlu, blokir akses komunikasi dan jauhi lingkungan yang bisa membawamu kembali pada hubungan yang toxic tersebut.
6. Dapatkan Dukungan dari Teman dan Keluarga
Gen Z punya keuntungan besar dengan adanya support system yang lebih terbuka dibanding generasi sebelumnya.
Jangan ragu untuk curhat ke teman atau keluarga yang bisa memberikan perspektif lebih objektif.
Artikel Terkait
Gen Z Wajib Tahu! 10 Cara Ampuh Mendapatkan Promosi Jabatan di Organisasi
Panduan Cinta untuk Gen Z: 7 Tanda Dia Adalah Jodohmu
Tingkatkan Konsentrasi dan Produktivitas: 10 Tips Fokus untuk Gen Z di Dunia Digital
Cara Gen Z Memaafkan Diri: 10 Langkah untuk Hidup Lebih Ringan
Gen Z Wajib Tahu! 10 Pekerjaan Ini Cocok untuk Fresh Graduate Tanpa Pengalaman