Hong Kong sendiri masih memiliki sekitar 2.500 ahli perancah bambu terdaftar, sementara jumlah pekerja perancah metal tiga kali lipat lebih banyak.
Peran Jaring Pengaman yang Justru Jadi Bahaya
Pada banyak proyek, perancah bambu dipasangi jaring hijau atau plastik yang berfungsi mencegah puing jatuh ke jalan.
Namun, material pelindung ini menjadi salah satu faktor yang diduga mempercepat penyebaran api.
Baca Juga: Menyelami Keindahan Surga Tropis Pulau Pahawang, Ekosistem Laut Memukau di Lampung
Polisi menyebut adanya penggunaan jaring, membran, dan tarpaulin yang tidak memenuhi standar keselamatan kebakaran.
Temuan ini kemudian berujung pada penangkapan dua direktur perusahaan kontraktor dan seorang konsultan proyek atas dugaan kelalaian yang menyebabkan kematian.
ICAC (Komisi Independen Anti Korupsi) telah memulai penyelidikan, sementara Kepala Eksekutif Hong Kong, John Lee, membentuk tim khusus untuk menyelidiki penyebab kebakaran.
Pemerintah juga berencana melakukan pemeriksaan terhadap semua proyek yang tengah berlangsung untuk memastikan perancah dan materialnya memenuhi standar tahan api.
Baca Juga: 7 Alasan Kenapa Mobil Transmisi Otomatis Paling Tepat untuk Pengemudi Pemula
Saat ini, Hong Kong telah mengumumkan bahwa 50% proyek konstruksi publik baru akan diwajibkan menggunakan perancah metal, meskipun kebijakan ini awalnya lebih fokus pada keselamatan pekerja, bukan risiko kebakaran.
Rentetan Kebakaran Sebelumnya
Insiden kebakaran di perancah bukan pertama kalinya terjadi. Pada Oktober lalu, perancah bambu di Chinachem Tower turut terbakar dan menimbulkan kerusakan besar pada gedung.
Laporan dari organisasi pegiat keselamatan pekerja menyebutkan setidaknya dua insiden serupa telah terjadi tahun ini.
Jason Poon, seorang whistle-blower yang dikenal sering mengungkap praktik konstruksi bermasalah, mengklaim bahwa banyak kompleks perumahan lain juga memiliki risiko serupa.