ESENSI.TV, NEPAL - Nepal baru saja mencatat sejarah penting. Untuk pertama kalinya, negara berpenduduk sekitar 30 juta jiwa ini dipimpin oleh seorang perdana menteri perempuan.
Sushila Karki, mantan Ketua Mahkamah Agung yang dikenal tegas dan antikorupsi, resmi dilantik sebagai perdana menteri interim pada Jumat, 12 September 2025. Penunjukan ini terjadi setelah gelombang protes besar-besaran menuntut pemberantasan korupsi memaksa K.P. Sharma Oli mundur dari jabatannya.
Pelantikan Karki dilakukan langsung oleh Presiden Ramchandra Paudel di istana kepresidenan, disaksikan rakyat Nepal melalui siaran televisi nasional.
Keputusan menunjuk Karki lahir dari kesepakatan antara presiden, panglima militer Ashok Raj Sigdel, dan para perwakilan gerakan demonstran.
Tugas Berat Menanti
Sebagai perdana menteri interim, Karki diberi mandat untuk menyelenggarakan pemilu parlemen pada 11 Maret 2026.
Dalam beberapa hari ke depan, ia diperkirakan akan mengumumkan susunan kabinet sementara untuk mendukung pemerintahannya.
Tantangan yang ia hadapi tidaklah ringan, mulai dari mengusut kerusuhan berdarah hingga mengembalikan stabilitas negara.
Ahli hukum tata negara, Bipin Adhikari, menegaskan bahwa langkah pertama Karki haruslah melakukan investigasi menyeluruh atas kekerasan yang menewaskan puluhan orang dan merusak fasilitas publik.
Baca Juga: Mobil Terendam Banjir? Ikuti 5 Langkah Ini untuk Selamatkan Kendaraan Anda
“Ia harus menjamin tata kelola yang baik, memberantas korupsi, menegakkan hukum, memperkuat kepolisian, dan memberikan rasa aman kepada masyarakat,” ujarnya.
Gelombang protes yang dikenal sebagai Gerakan Gen Z inilah yang mengguncang Nepal.
Sebagian besar pesertanya adalah anak muda yang muak dengan praktik korupsi.