ESENSI.TV, PALESTINA - Di tengah gempuran militer Israel yang terus berlangsung di Kota Gaza, PBB memberi peringatan keras bahwa waktu hampir habis untuk mencegah bencana kelaparan yang lebih luas.
Seruan ini muncul seiring kondisi warga sipil yang semakin terjepit, dengan pasokan bantuan masih jauh dari cukup meski ada klaim bahwa distribusi telah dilakukan.
Kepala bantuan PBB, Tom Fletcher, menegaskan bahwa peluang untuk menghentikan meluasnya kelaparan sangat terbatas.
Menurutnya, jendela waktu itu kini sudah hampir tertutup, terutama di wilayah Deir al Balah dan Khan Younis yang menampung banyak pengungsi.
Baca Juga: Inspirasi Ide Outfit Kondangan untuk Gen Z yang Bikin Penampilan Semakin Anggun
Laporan pemantau kelaparan global juga menyebutkan ratusan ribu warga Palestina kini berada di ambang kelaparan parah.
Israel sebelumnya menghentikan aliran bantuan selama lebih dari dua bulan sejak Maret hingga pertengahan Mei.
Meski pihak Israel menyatakan sudah melonggarkan distribusi dengan ribuan truk berisi makanan, lembaga internasional menilai jumlah tersebut masih sangat kurang dibanding kebutuhan nyata di lapangan.
Israel juga menegaskan bantuan hanya untuk warga sipil, bukan untuk Hamas.
Di sisi lain, operasi militer semakin menekan warga Kota Gaza. Israel kembali memperingatkan penduduk sipil agar meninggalkan gedung-gedung tinggi sebelum melakukan pengeboman.
Baca Juga: Watu Angkruk, Negeri di Atas Awan yang Jadi Primadona Wisata Dieng
Iasrael mengaku melakukan hal itu dengan alasan bangunan tersebut dipakai oleh kelompok Hamas. Namun, Hamas membantah tuduhan itu.
Serangan udara terbaru bahkan mengenai sebuah sekolah di selatan Kota Gaza yang menampung para pengungsi, menewaskan sedikitnya 14 orang.
Situasi ini membuat banyak warga menyerukan segera diakhirinya perang. Seorang warga bernama Emad menggambarkan rasa putus asa masyarakat.