ESENSI.TV, PALESTINA - Situasi di Gaza kembali memanas dengan meningkatnya jumlah korban jiwa akibat tembakan dan serangan udara militer Israel.
Ketegangan ini semakin memperburuk kondisi kemanusiaan di wilayah yang telah lama terisolasi, terutama ketika insiden tragis kembali terjadi di sekitar lokasi distribusi bantuan makanan.
Sedikitnya 41 warga Palestina dilaporkan tewas pada Rabu (11/6), dengan banyak dari mereka berada di dekat lokasi bantuan kemanusiaan yang dioperasikan oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF), lembaga yang mendapat dukungan dari Amerika Serikat.
Baca Juga: Peluang Emas Karier di Mayora! Program MDP 2025 Dibuka dengan Penempatan Seluruh Indonesia
Pejabat medis di dua rumah sakit utama di Gaza, yakni Shifa dan Al-Quds, menyatakan bahwa sedikitnya 25 orang tewas akibat tembakan pasukan Israel saat mereka mendekati titik distribusi bantuan di kawasan bekas permukiman Netzarim.
Selain itu, puluhan orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.
Militer Israel mengklaim bahwa pasukannya hanya menembakkan tembakan peringatan sepanjang malam ke arah orang-orang yang dianggap mencurigakan dan berpotensi membahayakan tentara di Koridor Netzarim.
Mereka juga menyebutkan bahwa wilayah tersebut telah dinyatakan sebagai zona pertempuran aktif dan masyarakat telah diperingatkan sebelumnya.
Meski demikian, militer Israel mengaku sedang meninjau laporan terkait jatuhnya korban sipil dalam insiden tersebut.
Insiden serupa juga terjadi lebih jauh ke selatan pada hari yang sama.
Enam orang lainnya dilaporkan tewas di dekat lokasi bantuan GHF di Rafah, menurut pejabat di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis.
Total korban jiwa akibat tembakan Israel pada hari Rabu saja mencapai setidaknya 41 orang.
Kementerian Kesehatan Gaza mencatat bahwa sejak GHF memulai distribusi bantuannya dua pekan lalu, lebih dari 160 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 1.000 lainnya terluka ketika berusaha mengakses lokasi bantuan.