internasional

Karol Nawrocki Menang Pilpres Polandia, Tantangan Baru bagi Pemerintahan Pro Uni Eropa

Selasa, 3 Juni 2025 | 08:05 WIB
Karol Nawrocki merayakan kemenangan tipisnya dalam pemilihan presiden Polandia tahun 2025. (Foto: Instagram @nawrockipl)

Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Rasa Malas dan Prokrastinasi Efektif untuk Gen Z Agar Tidak Menunda Pekerjaan

Ia juga menegaskan pentingnya kedaulatan Polandia dan menyuarakan kritik terhadap apa yang ia sebut sebagai intervensi berlebihan dari Uni Eropa terhadap urusan dalam negeri.

Di sisi lain, Rafal Trzaskowski mengakui kekalahannya secara terbuka dan menyampaikan ucapan selamat kepada Nawrocki. 

Ia menyatakan penyesalannya karena gagal meyakinkan mayoritas pemilih terhadap visinya mengenai masa depan Polandia.

Kemenangan Nawrocki turut disambut oleh para tokoh nasionalis dan euroskeptis di Eropa Tengah. 

Baca Juga: United Tractors Buka Lowongan Kerja untuk 3 Posisi, Deadline 10 Juni 2025

Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban menyebutnya sebagai 'kemenangan luar biasa,' sementara Andrej Babis dari Republik Ceko dan George Simion dari Rumania memberikan ucapan selamat dan dukungan terbuka.

Kondisi pasar keuangan Polandia pun langsung merespons hasil pemilu ini. 

Indeks saham utama mengalami penurunan sekitar 2%, dan nilai tukar mata uang zloty melemah terhadap euro, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap potensi ketidakstabilan politik ke depan.

Karol Nawrocki yang baru berusia 42 tahun sebelumnya tidak dikenal luas di dunia politik. 

Baca Juga: Tanggap Darurat! Kemensos Kirim Tagana dan Dapur Umum Usai Longsor Maut di Tambang Cirebon

Ia memimpin sebuah lembaga memorial nasional sebelum mencalonkan diri sebagai presiden. 

Dalam kampanyenya, Nawrocki menegaskan prioritas terhadap kepentingan rakyat Polandia, termasuk dalam hal kebijakan sosial dan ekonomi, bahkan jika itu berarti membatasi bantuan untuk pengungsi dari Ukraina.

Meskipun posisi presiden tidak memegang kekuasaan eksekutif utama di Polandia, veto presiden dapat menjadi alat yang ampuh untuk menahan laju kebijakan pemerintah. 

Karena koalisi Tusk tidak memiliki suara mayoritas yang memenuhi syarat untuk membatalkan veto, banyak agenda reformasi kini berada di ujung tanduk.

Halaman:

Tags

Terkini