Dia mengecam rencana Trump, menyebutnya sebagai "pengembang real estate" yang ingin membeli tanah mereka.
Di sisi lain, Hamas menanggapi pernyataan Katz dengan skeptis. Pejabat Hamas, Basem Naim, mengatakan bahwa ini hanyalah upaya Israel untuk menutupi kegagalan mereka dalam mencapai tujuan perang.
Israel menyatakan ingin menghancurkan Hamas setelah kelompok itu melancarkan serangan pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang dan menculik lebih dari 250 sandera.
Namun, sejak gencatan senjata berlangsung tiga minggu lalu, Hamas justru kembali menguasai wilayah tersebut.
Sampai saat ini, lebih dari 47.000 warga Palestina telah tewas akibat serangan militer Israel dalam 16 bulan terakhir, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Situasi ini memicu tuduhan genosida dan kejahatan perang terhadap Israel, yang terus membantah tuduhan tersebut.
Baca Juga: Bankaltimtara Buka Lowongan Kerja untuk Posisi Frontliner, Simak Persyaratannya!
Sementara gencatan senjata awal selama enam minggu yang dimediasi Mesir dan Qatar masih berlangsung, prospek perdamaian jangka panjang tetap tidak pasti.
Warga Gaza terus bertahan di tengah kehancuran, membuktikan keterikatan mereka dengan tanah air, meski badai dan peperangan terus mengancam kehidupan mereka.***(LL)
Artikel Terkait
Pasca Kecelakaan Udara Maut, AS Batasi Penerbangan Helikopter di Dekat Bandara Reagan, Black Box Helikopter Ditemukan
Serangan Israel di Gaza Lukai Warga Palestina, Hamas Sebut Pelanggaran Gencatan Senjata
Goma Jatuh ke Pemberontak, Kongo Desak Sanksi Internasional terhadap Rwanda
Tragedi Serangan Bersenjata di Sekolah Orebro, Swedia, Sekitar 10 Orang Dinyatakan Tewas
Konflik Kongo Memanas, Pemberontak M23 Kuasai Kota Tambang Nyabibwe, Kivu Selatan