Bagi China, memori kelam agresi Jepang pada Perang Dunia II, termasuk invasi Manchuria pada 1931, masih menjadi luka terbuka.
Baca Juga: Indocement Buka Lowongan Kerja untuk 3 Posisi Strategis, Cek Informasi Lengkapnya
People’s Daily mengingatkan bahwa pada masa lalu Jepang menggunakan dalih krisis keberlangsungan untuk menyerang negara lain, sesuatu yang mereka nilai kini sedang diulang melalui retorika baru terkait Taiwan.
Sensitivitas Soal Taiwan dan Kepentingan Strategis Jepang
China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan tidak menutup kemungkinan penggunaan kekuatan untuk merebut pulau tersebut.
Taiwan menolak klaim tersebut dan menegaskan bahwa masa depan pulau harus ditentukan oleh rakyatnya.
Bagi Jepang, isu Taiwan sangat strategis karena:
jaraknya hanya sekitar 110 km dari wilayah Jepang,
jalur perairan di sekitar Taiwan merupakan rute perdagangan vital,
Jepang menjadi tuan rumah bagi pangkalan militer AS terbesar di dunia.
Komentar Takaichi pun dianggap sebagai sinyal bahwa Jepang semakin mengaitkan keamanan nasionalnya dengan stabilitas di sekitar Taiwan.
Baca Juga: Judistira Tegaskan Anggaran Prioritas DKI untuk Banjir dan Kemacetan Tak Boleh Dipangkas
Dengan meningkatnya ketegangan di sekitar Taiwan, setiap pernyataan dari tokoh politik kedua negara kini memiliki dampak besar terhadap stabilitas kawasan Asia Timur.
Bagaimana dinamika ini berkembang dalam waktu dekat tetap menjadi perhatian dunia internasional.***(LL)
Artikel Terkait
Kapal Pengungsi Rohingya Tenggelam di Perairan Malaysia, 7 Korban Tewas, Ratusan Lainnya Hilang
Hidup di Tanah yang Bergerak, Perjuangan Warga Bangladesh Berlari dari Daratan yang Dimakan Erosi Parah
Perkuat Hubungan Strategis Indonesia Australia, Presiden Prabowo Lakukan Kunjungan Kenegaraan Sehari ke Sydney
Ledakan Bom Bunuh Diri di Islamabad Renggut 12 Korban Jiwa, Pakistan Ancam Balasan ke Afghanistan
Teheran di Ambang Kehabisan Air, Krisis Terburuk Iran dalam Beberapa Dekade