ESENSI.TV, VENEZUELA - Hubungan antara Venezuela dan Amerika Serikat kembali berada di titik panas.
Presiden Venezuela, Nicolás Maduro, menuding tindakan terbaru Washington bukan sekadar bentuk ketegangan diplomatik, melainkan agresi nyata yang mencakup politik, militer, hingga hukum.
Pernyataan itu muncul setelah serangkaian insiden, termasuk serangan militer Amerika yang menewaskan belasan orang di perairan Karibia dan dugaan intersepsi kapal nelayan Venezuela oleh kapal perang AS.
Dalam konferensi pers yang dihadiri jajaran militer dan pejabat tinggi negara, Maduro menegaskan bahwa komunikasi resmi antara Caracas dan Washington kini praktis terputus.
Baca Juga: 6 Makanan yang Bisa Meningkatkan Serotonin, Hormon Bahagia Penunjang Kesehatan Mental
"Komunikasi dengan pemerintah Amerika telah dibuang, mereka sendiri yang menghancurkannya dengan ancaman bom, kematian, dan pemerasan," ujarnya.
Meski begitu, Maduro menyebut masih ada jalur komunikasi terbatas untuk kepentingan teknis, seperti pemulangan warga Venezuela dari Amerika.
Maduro menilai serangan militer AS bulan ini, yang menewaskan 11 orang dan menenggelamkan sebuah kapal, tidak bisa dianggap sebagai operasi penindakan narkoba, sebagaimana diklaim pemerintahan Donald Trump.
Menurutnya, hal itu merupakan serangan kriminal terhadap kedaulatan negaranya.
Ia juga menyebut tuduhan Washington yang mengaitkan korban dengan geng kriminal Tren de Aragua sebagai upaya pencemaran nama baik Venezuela.
Baca Juga: Aki Basah Lemah? Begini Cara Memperbaiki, Mengetahui Penyebab, dan Mencegah Kerusakan
Selain itu, pemerintah Venezuela menuduh sebuah kapal penghancur (destroyer) milik AS secara ilegal mencegat, menaiki, dan menduduki kapal nelayan tuna Venezuela selama delapan jam di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
Maduro menilai tindakan tersebut merupakan provokasi yang “mencari-cari insiden” untuk memperkeruh keadaan.
Di sisi lain, pemerintahan Trump memberikan informasi yang sangat terbatas soal serangan tersebut, meskipun anggota Kongres AS telah meminta penjelasan resmi.
Artikel Terkait
Israel Nekat Gempur Qatar Targetkan Pemimpin Hamas, Perdamaian Gaza di Ambang Kegagalan
Kerusuhan Berdarah di Nepal, Pemerintah Runtuh, Militer Ambil Alih Kekuasaan
Kamp Penuh Sesak, Ribuan Warga Palestina Terpaksa Kembali ke Gaza Meski Dihujani Serangan Israel
Nepal Catat Sejarah, Sushila Karki Pimpin Negara di Tengah Luka Demonstrasi Gen Z
Saat Marco Rubio Mendatangi Netanyahu, Israel Semakin Gencar Menyerang Gaza