Korban selamat lainnya menegaskan kebutuhan mendesak: ambulans, dokter, makanan, dan peralatan untuk menyelamatkan yang masih hidup.
Ziaul Haq Mohammadi, mahasiswa asal Jalalabad yang merasakan guncangan, menceritakan bahwa ia sampai terjatuh saat mencoba berdiri.
“Kami menghabiskan malam penuh ketakutan. Gempa susulan bisa saja terjadi kapan saja,” ujarnya.
Baca Juga: Kebun Raya Kuningan, Wisata Alam dan Edukasi dengan Pesona Ribuan Tanaman di Kaki Gunung Ciremai
Krisis Bertumpuk di Tengah Pemerintahan Taliban
Gempa ini semakin memperberat beban pemerintahan Taliban, yang sejak mengambil alih kekuasaan pada 2021 menghadapi banyak krisis.
Mulai dari penurunan tajam bantuan internasional, deportasi ratusan ribu warga Afghanistan dari negara tetangga, hingga pemangkasan dana kemanusiaan oleh komunitas internasional karena kebijakan Taliban terhadap perempuan.
Data PBB menunjukkan lebih dari separuh penduduk Afghanistan kini membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Namun, bantuan global terus menyusut: dari 3,8 miliar dolar AS pada 2022 menjadi hanya 767 juta dolar tahun ini.
Seruan Bantuan Internasional
Pemerintah Taliban melalui juru bicara Kementerian Kesehatan, Sharafat Zaman, secara terbuka meminta dukungan global.
“Kami sangat membutuhkan bantuan, banyak nyawa dan rumah yang hilang,” ujarnya.
Juru bicara Zabihullah Mujahid juga menekankan bahwa seluruh tim penyelamat dikerahkan untuk mempercepat distribusi bantuan, mulai dari pangan, kesehatan, hingga keamanan.
Respons dari luar negeri mulai berdatangan. India mengirimkan 1.000 tenda keluarga serta 15 ton makanan ke Kunar.
Artikel Terkait
Rumah Sakit Jadi Sasaran, Serangan Israel ke Gaza Tewaskan 20 Orang, Termasuk 5 Jurnalis Internasional
Pakistan Siaga Banjir Besar, India Lepas Air Bendungan di Sungai Ravi
Gempuran Israel ke Gaza Makin Beringas, 71 Warga Palestina Tewas dalam 24 Jam Terakhir
Perdana Menteri Houthi Yaman Tewas, Houthi Janji Serangan Balasan ke Israel
Banjir Mematikan Hantam Pakistan, Jutaan Penduduk Mengungsi dari Punjab