Senin, 22 Desember 2025

Israel Siapkan Strategi Baru di Gaza, Pengambilalihan Total Jadi Opsi Serius Netanyahu

Photo Author
- Rabu, 6 Agustus 2025 | 09:01 WIB
Rencana Israel kuasai Gaza picu kekhawatiran global soal krisis kemanusiaan yang makin parah. (Foto: Instagram @b.netanyahu)
Rencana Israel kuasai Gaza picu kekhawatiran global soal krisis kemanusiaan yang makin parah. (Foto: Instagram @b.netanyahu)

Baca Juga: Bukan Cuma yang Besar, Ini 7 Hal Sepele yang Bikin Gen Z Patut Bangga

Di tengah rencana strategis tersebut, kondisi di Gaza kian mengkhawatirkan. 

Otoritas kesehatan setempat melaporkan bahwa setidaknya 20 warga sipil tewas akibat tembakan tentara Israel saat mereka sedang menunggu distribusi bantuan dari truk PBB di wilayah Gaza utara. 

Insiden serupa terjadi di Gaza selatan, dengan 20 orang terluka di dekat Lapangan Morag, Rafah. 

Selain itu, Kementerian Kesehatan Gaza mencatat delapan kematian akibat kelaparan dalam 24 jam terakhir, serta 80 korban jiwa dari penembakan terbaru oleh militer Israel.

Baca Juga: Diet Sehat Tanpa Tersiksa! Cara Cerdas Menurunkan Berat Badan Tanpa Menahan Lapar

Netanyahu sendiri menyatakan tekadnya untuk terus melanjutkan operasi militer demi mencapai tiga tujuan utama, yakni mengalahkan Hamas, membebaskan para sandera Israel, dan memastikan Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi negaranya. 

“Kami tidak akan menyerah pada misi ini,” ujarnya saat berpidato di hadapan para rekrutan militer.

Namun rencana pengambilalihan penuh Gaza menimbulkan kekhawatiran besar dari berbagai pihak. 

PBB menyebut potensi ekspansi militer ini sebagai hal yang sangat mengkhawatirkan. 

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump enggan memberikan pernyataan tegas soal dukungan terhadap rencana Israel, hanya mengatakan bahwa AS sedang berupaya menyalurkan bantuan pangan untuk warga Gaza.

Baca Juga: Tumpak Sewu, Pesona Air Terjun Niagara ala Indonesia di Lumajang

Kondisi sandera juga menjadi sorotan. Hamas baru-baru ini merilis video Evyatar David, salah satu sandera Israel yang tampak kurus dan lemah dalam sebuah terowongan bawah tanah. 

Video tersebut memicu gelombang kecaman global dan menambah tekanan terhadap Hamas agar membebaskan sekitar 50 sandera yang diduga masih hidup, menurut data intelijen Israel.

Hingga kini, sebagian besar sandera telah dibebaskan melalui gencatan senjata hasil negosiasi, namun Israel dituding telah melanggar kesepakatan terakhir tersebut.***(LL)

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Sumber: reuters.com

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X