Kedua negara diketahui menghadapi tarif tinggi hingga 36% untuk produk mereka di pasar AS.
Melalui media sosial Truth Social, Trump mengklaim bahwa langkahnya telah menyelamatkan ribuan nyawa. “Saya bangga menjadi Presiden PERDAMAIAN!” tulisnya.
Penjabat Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayacha, menyampaikan terima kasih kepada Trump dan menyatakan bahwa situasi akan mulai mereda.
Baca Juga: Jadi Diri Sendiri di Kantor? Ini 8 Batasan Sehat yang Wajib Diketahui Gen Z
Ia juga memastikan bahwa pembicaraan dagang antara Thailand dan AS akan kembali dilanjutkan.
Dari sisi Kamboja, Perdana Menteri Hun Manet menyambut baik proses perdamaian dan menilai Trump telah memainkan peran penting sebagai mediator. Ia juga memuji kontribusi China yang turut mendorong kesepakatan.
Di lapangan, dampak dari konflik terasa begitu nyata. Di Provinsi Sisaket, Thailand, sejumlah rumah warga hancur akibat serangan artileri.
Jalanan lengang, toko-toko tutup, dan suasana masih tegang meski gencatan senjata sudah berlaku.
Baca Juga: Glamping Ala Mongolia di Highland Park Resort Bogor, Serunya Liburan Serasa di Negeri Dongeng
Di pusat-pusat pengungsian, warga berusaha bertahan dengan kondisi seadanya.
Seorang warga bernama Nong Ngarmsri berharap bisa segera kembali ke rumah dan berkumpul kembali dengan anak-anaknya.
“Saya hanya ingin mereka berhenti menembak agar saya bisa pulang,” ucapnya penuh harap.***(LL)
Artikel Terkait
Lebih dari 100 Organisasi Dunia Desak Aksi Nyata Atasi Kelaparan Mengerikan di Gaza
Tragis, Keluarga Gaza yang Tidur dalam Kelaparan Tewas Akibat Serangan Udara Israel
Bentrokan Bersenjata Meletus di Perbatasan Thailand dan Kamboja, Belasan Warga Sipil Tewas
Tolak Mediasi Pihak Ketiga, Thailand Ingin Selesaikan Konflik dengan Kamboja Lewat Jalur Dua Arah
Gelombang Panas Ekstrem Picu Kebakaran Hutan Besar, Ribuan Warga Turki Dievakuasi