ESENSI.TV, KAMBOJA - Ketegangan yang selama ini membayangi perbatasan Thailand dan Kamboja akhirnya berubah menjadi konflik terbuka.
Pada Kamis, 24 Juli 2025, bentrokan senjata pecah di wilayah yang telah lama disengketakan oleh kedua negara.
Insiden ini menyulut kekhawatiran regional, terutama bagi negara tetangga seperti Indonesia yang berkepentingan terhadap stabilitas di kawasan Asia Tenggara.
Ketegangan bermula ketika seorang tentara Thailand mengalami luka parah setelah menginjak ranjau darat.
Baca Juga: Cara Gen Z Menahan Diri dari Gaya Hidup Konsumtif yang Merusak Finansial
Ledakan tersebut hingga menyebabkan prajurit tersebut kehilangan kakinya.
Tak lama setelah insiden itu, Thailand menuduh Kamboja melancarkan serangan roket ke wilayahnya, salah satunya menghantam sebuah SPBU di Provinsi Sisaket.
Serangan itu menewaskan sedikitnya 11 warga sipil dan 1 prajurit, serta melukai 31 orang lainnya.
Sebagai bentuk pembalasan, militer Thailand merespons dengan meluncurkan serangan udara menggunakan jet tempur F-16.
Baca Juga: Liburan Asri di Tengah Pinus, Menikmati Alam dan Kemewahan Sekaligus di Wonderful Citamiang
Serangan ini diklaim berhasil menghancurkan dua target militer milik Kamboja, meskipun belum ada konfirmasi resmi dari pihak Kamboja mengenai dampak serangan tersebut.
Saling tuding pun terjadi. Pemerintah Thailand dan Kamboja saling menyalahkan atas siapa yang memulai serangan.
Kedua belah pihak menyatakan bahwa mereka hanya merespons provokasi lawan.
Hingga kini, pertempuran tercatat berlangsung di enam titik berbeda di sepanjang garis perbatasan, dan belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda.
Artikel Terkait
Badai Wipha Hantam Vietnam, Kapal Wisata di Teluk Halong Terbalik, 27 Orang Tewas
Ditengah Krisis Kelaparan yang Memburuk, Puluhan Pencari Bantuan Tewas Ditembak di Gaza
Jet Tempur Jatuh Hantam Sekolah di Dhaka, Bangladesh ,19 Tewas dan Ratusan Terluka
Lebih dari 100 Organisasi Dunia Desak Aksi Nyata Atasi Kelaparan Mengerikan di Gaza
Tragis, Keluarga Gaza yang Tidur dalam Kelaparan Tewas Akibat Serangan Udara Israel