Mereka mengklaim melakukan itu demi mencegah penyalahgunaan oleh kelompok militan.
Pemerintah Israel juga menuduh Hamas sebagai pihak yang bertanggung jawab atas penderitaan rakyat Gaza, serta menyalahkan PBB atas kemacetan distribusi.
Juru bicara pemerintah Israel, David Mercer, mengatakan bahwa 700 truk bantuan masih terbengkalai di Gaza dan mendesak PBB untuk segera menyalurkannya.
Namun, PBB dan berbagai kelompok kemanusiaan menegaskan bahwa kontrol ketat Israel terhadap akses masuk dan keluar Gaza menghambat pengiriman bantuan secara efektif.
Sejak Mei, ratusan warga Palestina dilaporkan tewas ditembak ketika mencoba mengakses titik distribusi bantuan.
Direktur tanggap darurat Program Pangan Dunia PBB, Ross Smith, mengatakan bahwa kondisi operasi di Gaza sangat terbatas.
Ia menegaskan pentingnya menjaga titik distribusi dari keberadaan aktor bersenjata, agar bantuan bisa disalurkan secara aman dan merata.
Baca Juga: Diduga Putus Sekolah karena Utang Biaya Rekreasi Rp350 Ribu, Klarifikasi Guru Sorotan Warganet
Dalam forum Dewan Keamanan PBB, Duta Besar Israel Danny Danon menyampaikan bahwa negaranya akan membatasi visa staf internasional dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB hanya selama satu bulan.
Kebijakan ini menambah tantangan bagi upaya penanganan krisis kemanusiaan di Gaza, yang kini memasuki fase paling genting.***(LL)
Artikel Terkait
Serangan Udara Israel Hantam Jantung Damaskus, Gedung Kemenhan Suriah Jadi Sasaran
Dunia Mengutuk! Serangan Israel Tewaskan Tiga Orang di Satu-Satunya Gereja Katolik di Gaza
Ditengah Krisis Kelaparan yang Memburuk, Puluhan Pencari Bantuan Tewas Ditembak di Gaza
Jet Tempur Jatuh Hantam Sekolah di Dhaka, Bangladesh ,19 Tewas dan Ratusan Terluka
Lebih dari 100 Organisasi Dunia Desak Aksi Nyata Atasi Kelaparan Mengerikan di Gaza