Senin, 22 Desember 2025

Serangan Israel Tewaskan Komandan Iran, Diplomasi Nuklir Mandek dan Korban Sipil Terus Bertambah

Photo Author
- Minggu, 22 Juni 2025 | 08:00 WIB
Salah satu penampakan gedung yang hancur di Iran akibat serangan Israel. (Foto: iraninarabic.official)
Salah satu penampakan gedung yang hancur di Iran akibat serangan Israel. (Foto: iraninarabic.official)

Baca Juga: Misbakhun Tegaskan Indonesia Pemain Kunci Energi Hijau Lewat Ekspor Listrik ke Singapura

Serangan lain di kota Qom dilaporkan juga menewaskan seorang remaja dan melukai dua orang lainnya. 

Jumlah korban tewas di Iran kini mencapai setidaknya 430 orang dengan lebih dari 3.500 orang terluka. 

Di pihak Israel, 24 warga sipil meninggal akibat serangan rudal Iran, dan lebih dari 1.200 orang mengalami luka-luka.

Konflik ini menarik perhatian dunia internasional. Amerika Serikat disebut tengah mempertimbangkan dukungan militer kepada Israel, meskipun belum ada keputusan resmi. 

Baca Juga: Ambulans Dihadang Sopir Truk Saat Demo, Pasien Gagal Diselamatkan dan Meninggal

Dua pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa pesawat pengebom B-2 telah dikerahkan ke Guam, namun belum diperintahkan untuk aktif menyerang. 

Presiden AS Donald Trump menyatakan butuh waktu dua minggu untuk memutuskan keterlibatan AS, sembari menegaskan bahwa Iran bisa memiliki senjata nuklir dalam hitungan minggu atau bulan.

Meskipun demikian, menurut Direktur Intelijen Nasional AS, Tulsi Gabbard, tidak ada indikasi bahwa Iran sedang mengembangkan hulu ledak nuklir. Hal ini ia sampaikan dalam sidang Kongres pada Maret lalu.

Dalam pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengecam agresi Israel yang menurutnya tidak lepas dari campur tangan AS. 

Baca Juga: Inter Miami Comeback Dramatis, Messi Jadi Pahlawan Kemenangan atas Porto

Ia menegaskan bahwa selama rakyat Iran masih dibombardir, tidak mungkin ada dialog dengan Washington. 

Araqchi juga dijadwalkan akan melakukan kunjungan ke Moskow untuk berkonsultasi dengan Rusia, sekutu utama Iran, sebagai bagian dari langkah diplomatik lanjutan.

Ketegangan yang meningkat ini semakin memperburuk peluang tercapainya perdamaian di kawasan dan menyisakan kekhawatiran dunia akan potensi eskalasi lebih luas, terutama jika kekuatan besar seperti Amerika Serikat ikut terlibat langsung.***(LL)

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Sumber: reuters.com

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X