Senin, 22 Desember 2025

Kehilangan Orang Kepercayaan, Khamenei Kian Terisolasi di Tengah Gempuran Israel

Photo Author
- Kamis, 19 Juni 2025 | 09:00 WIB
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. (Foto: tangkapan layar Instagram @fakta.indo)
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. (Foto: tangkapan layar Instagram @fakta.indo)

Selain Mojtaba, sejumlah nama senior lainnya seperti Mohammad Golpayegani (kepala kantor Khamenei), Ali Akbar Velayati, Kamal Kharazi, hingga mantan ketua parlemen Ali Larijani masih menjadi bagian dari lingkaran terdekat. 

Mereka berperan dalam berbagai isu penting seperti diplomasi, program nuklir, hingga hubungan dalam negeri. 

Namun, kekuatan militer Garda Revolusi tetap menjadi pilar utama yang menopang pemerintahan Khamenei selama lebih dari tiga dekade terakhir.

Baca Juga: Laga Pembuka Piala Dunia Antarklub 2025, Fluminense Gagal Maksimalkan Dominasi atas Dortmund

Kehilangan komandan elite Garda Revolusi juga berarti menurunnya efektivitas salah satu alat utama Khamenei dalam menjaga stabilitas dalam negeri dan memperluas pengaruh Iran di kawasan. 

Garda, yang berada langsung di bawah kendali Khamenei dan bukan presiden terpilih, merupakan kekuatan militer dengan perlengkapan terbaik yang mencakup angkatan darat, laut, dan udara.

Situasi semakin rumit dengan hilangnya sekutu utama Iran di kawasan. Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, yang dekat secara pribadi dengan Khamenei, tewas dalam serangan udara Israel tahun lalu. 

Sementara itu, Presiden Suriah Bashar al-Assad digulingkan pemberontak pada Desember, memperlemah koalisi regional yang dikenal sebagai “Poros Perlawanan”.

Baca Juga: Hindari 7 Makanan Ini Saat Perut Kosong Pagi Hari Jika Tak Ingin Gangguan Pencernaan

Kini, di tengah eskalasi konflik dengan Israel dan tekanan ekonomi dalam negeri akibat sanksi Barat, Khamenei harus mengandalkan sisa-sisa kekuatannya untuk menjaga keberlangsungan rezim yang ia pimpin sejak 1989. 

Di balik sosoknya yang dikenal keras kepala namun penuh perhitungan, Khamenei mungkin tengah menghadapi babak paling genting dalam sejarah Republik Islam Iran.***(LL)

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Sumber: reuters.com

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X