ESENSI.TV, YAMAN - Konflik di Laut Merah kembali memanas setelah serangan udara terbaru dari Amerika Serikat (18/4) menghantam terminal bahan bakar Ras Isa di Yaman.
Serangan tersebut menimbulkan korban jiwa dalam jumlah besar dan memicu kekhawatiran atas dampak kemanusiaan yang semakin memburuk di wilayah tersebut.
Ini merupakan serangan paling mematikan sejak kampanye militer AS terhadap kelompok Houthi dimulai tahun lalu.
Baca Juga: Ketahuan Intip Mahasiswi Mandi Lewat Ventilasi, Dokter Spesialis UI Ditangkap Polisi
Menurut data awal dari Kementerian Kesehatan yang dikelola oleh kelompok Houthi, serangan pada hari Kamis menewaskan sedikitnya 74 orang dan melukai 171 lainnya.
Angka ini masih dapat bertambah karena proses pencarian korban oleh tim penyelamat masih berlangsung di lokasi kejadian.
Serangan ini dilakukan atas perintah Presiden AS Donald Trump, yang bulan lalu memerintahkan peningkatan intensitas serangan militer di wilayah tersebut.
Ini merupakan bagian dari operasi militer terbesar AS di Timur Tengah sejak Trump mulai menjabat pada Januari lalu.
Baca Juga: Ngaku Putra Daerah, Sekelompok Pria Paksa Hentikan Proyek Pagar SDN di Cabangbungin
Pemerintah AS menyatakan akan terus melancarkan serangan terhadap kelompok Houthi yang didukung Iran, sampai mereka menghentikan serangan terhadap jalur pelayaran di Laut Merah.
Juru bicara militer AS menyebutkan bahwa serangan tersebut ditujukan untuk menghentikan pasokan bahan bakar kepada Houthi, yang dianggap sebagai salah satu sumber utama kekuatan kelompok tersebut.
Terminal Ras Isa diketahui bukan hanya sebagai pusat utama impor dan distribusi bahan bakar di wilayah itu, tetapi juga memiliki kehadiran militer yang signifikan.
Korban tewas termasuk di antaranya adalah karyawan dari Safer Oil Company yang mengoperasikan pelabuhan, serta pegawai dari Yemen Petroleum Company yang bertugas mengawasi pengiriman dan distribusi bahan bakar impor.
Baca Juga: Perang Tarif AS dan China Mulai Mendingin, Trump Pertimbangkan Akhiri Kenaikan Tarif Impor
Artikel Terkait
Perang Dagang Memanas, Xi Jinping Respon Kenaikan Tarif Trump dengan Langkah Balasan Agresif
Beri Sinyal Damai Dagang ke Beijing, Trump Melunak Longgarkan Tarif Elektronik China
Isu Pangkalan Militer Rusia di Biak Jadi Sorotan Internasional, DPR Tegas Menolak Karena Hal Ini
Gagal Capai Gencatan Senjata, Israel Tegaskan Tetap Kuasai Wilayah Strategis di Gaza
Perang Tarif AS dan China Mulai Mendingin, Trump Pertimbangkan Akhiri Kenaikan Tarif Impor