Indonesia dan Singapura juga tengah menjajaki proyek energi terbarukan seperti hidrogen hijau di Sumatra dan pengembangan tenaga surya.
Selain itu, mereka juga sepakat untuk memperkuat kerja sama terkait teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture and storage), yang dinilai penting bagi upaya pengurangan emisi karbon di kawasan.
Isu ketahanan pangan menjadi salah satu fokus utama dalam pertemuan ini. Presiden Prabowo dan PM Wong membahas potensi besar kerja sama di bidang pertanian, khususnya dalam transfer teknologi dan pengembangan food estate untuk meningkatkan ketahanan pangan.
Dalam hal ini, mereka sepakat untuk mempercepat kesepakatan nota kesepahaman (MoU) yang mencakup keamanan pangan dan teknologi pertanian.
Baca Juga: Wamendikdasmen Ungkap Alasan Siswa Sulit Pelajari Matematika
“Kami ingin mempercepat finalisasi MoU terkait kerja sama di bidang ketahanan pangan dan teknologi pertanian,” kata Presiden Prabowo, menekankan urgensi pengembangan teknologi untuk mendukung ketahanan pangan di masa depan.
Pengembangan sumber daya manusia (SDM) juga menjadi agenda penting dalam pertemuan ini. Indonesia dan Singapura berencana memperluas kerja sama dalam pendidikan, sains, teknologi, digitalisasi, dan program pertukaran profesional.
Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan keterampilan tenaga kerja di kedua negara, serta membuka peluang baru bagi pengembangan SDM yang berkualitas.
Selain membahas isu-isu bilateral, Presiden Prabowo dan PM Wong juga bertukar pandangan mengenai situasi geopolitik di kawasan dan dunia.
Baca Juga: Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Sabu 207 Kg dan 90 Ribu Ekstasi, 4 Pelaku Ditangkap
Mereka sepakat bahwa penting untuk menjaga perdamaian dan stabilitas, terutama di tengah dinamika geopolitik global yang kian rumit.
Mengenai situasi di Timur Tengah, khususnya di Palestina dan Lebanon, Presiden Prabowo menyatakan keprihatinannya terhadap meningkatnya ketegangan dan mendesak agar kekerasan segera dihentikan.
Ia juga menekankan perlunya akses tanpa hambatan untuk bantuan kemanusiaan, serta mendukung penyelesaian konflik Israel-Palestina melalui solusi dua negara yang adil sesuai hukum internasional.
“Untuk Myanmar, kita sepakat pentingnya mengimplementasikan lima poin konsensus yang mencakup dialog nasional yang inklusif dan distribusi bantuan kemanusiaan,” tutur Presiden Prabowo, menyoroti perlunya langkah konkret untuk menanggapi situasi di Myanmar.
Baca Juga: Operasi Besar Polresta Soetta: Gagalkan Jaringan Pengiriman Pekerja Ilegal ke Qatar dan China
Artikel Terkait
Presiden Prabowo Kumpulkan Kepala Daerah untuk Sampaikan Arah Pembangunan dan Kebijakan Strategis Pemerintah Lima Tahun ke Depan
Basuki Hadimuljono Dilantik sebagai Kepala Otorita IKN oleh Presiden Prabowo di Istana Negara
Prabowo Lantik Iffa Rosita sebagai Anggota KPU, Siap Kawal Pilkada 2024
Presiden Prabowo Resmi Lantik Wakil Ketua dan Anggota Dewan Ekonomi Nasional untuk Perkuat Kebijakan Ekonomi
Langkah Berani Prabowo, Hapus Utang Macet UMKM demi Dukung Ketahanan Pangan Nasional