Kapolri Sambut Paus Fransiskus, Harapkan Simbol Toleransi dan Persatuan Bangsa

ESENSI.TV, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto turut menyambut kedatangan Pemimpin Gereja Katolik Dunia tersebut menjelang pelaksanaan Misa Akbar di Gelora Bung Karno (GBK), Kamis sore lalu.

Acara ini tidak hanya memiliki makna religius bagi umat Katolik, tetapi juga membawa pesan perdamaian dan kerukunan di tengah keberagaman Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Kapolri Listyo Sigit Prabowo turut berjabat tangan dengan Paus Fransiskus. 

Baca Juga: Klarifikasi BPJPH: Sertifikasi Halal Hanya untuk Jasa Tertentu

Momen berharga ini diabadikan dan diunggah melalui akun Instagram pribadi Kapolri @listyosigitprabowo. 

Melalui unggahannya, Sigit mengungkapkan rasa bangganya bisa bertemu langsung dengan Paus Fransiskus, sosok yang dihormati sebagai Pemimpin Gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan. 

"Pastinya merupakan sebuah kehormatan dapat bertemu dan berjabat tangan dengan beliau yang adalah Pemimpin Gereja Katolik Dunia serta Kepala Negara Vatikan," tulis Kapolri dalam unggahannya yang dikutip pada Sabtu, 7 September 2024.

Baca Juga: Subsatgas Binmas Gelar Sosialisasi untuk Dukung Pilkada Serentak 2024 di NTT

Lebih lanjut, Kapolri menyatakan bahwa kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia membawa semangat perdamaian, solidaritas, dan kerukunan di tengah masyarakat yang plural. 

Kunjungan tersebut, menurut Sigit, tidak hanya memiliki arti penting bagi umat Katolik, tetapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia yang mengedepankan nilai-nilai toleransi antar umat beragama. 

Hal ini menjadi momentum bagi bangsa untuk terus memperkuat persatuan.

"Kunjungan Paus Fransiskus di Tanah Air telah menghadirkan semangat solidaritas dan kerukunan di tengah masyarakat," ujar Sigit.

Baca Juga: Indonesia Fokus pada Kebijakan Energi Terbarukan yang Sesuai dengan Kebutuhan Nasional

Sigit juga menambahkan bahwa momen bersejarah ini harus dimaknai sebagai simbol toleransi beragama, yang dianggapnya sebagai landasan utama dalam menciptakan kesatuan dan persatuan bangsa.