Kebijakan ini juga diikuti dengan perintah penghentian berbagai program yang dikelola Badan Pembangunan Internasional AS (USAID), yang mengganggu distribusi bantuan makanan dan obat-obatan di banyak negara, termasuk Ethiopia dan Nigeria.
"Situasi ini bukan sekadar krisis keuangan, tapi krisis yang mengancam kelangsungan hidup anak-anak," ujar Van der Heijden.
Ia menegaskan bahwa pemotongan dana yang mendadak membuat UNICEF tidak punya cukup waktu untuk mencari solusi alternatif guna mengurangi dampaknya.
Dampak pemotongan dana ini juga terasa di layanan kesehatan dasar, terutama yang ditujukan bagi ibu hamil dan anak-anak.
Baca Juga: Pesona Pantai Timbis: Destinasi Cantik dengan Pasir Putih dan Tebing Eksotis
Di Ethiopia, program perawatan malaria dan layanan gizi bagi ibu dan anak ikut terganggu.
Sebanyak 23 klinik kesehatan keliling di wilayah Afar terpaksa tutup, menyisakan hanya tujuh klinik yang masih beroperasi.
UNICEF terus menyerukan dukungan global agar rantai pasokan makanan dan layanan kesehatan vital bisa kembali berjalan.
Tanpa itu, jutaan anak di Ethiopia dan Nigeria terancam kehilangan masa depan, bahkan nyawa mereka.***(LL)
Artikel Terkait
Di Tengah Upaya Trump Perbaiki Hubungan, Ketegangan Rusia-Inggris Justru Memuncak Hingga Saling Usir Diplomat
AS Gempur Houthi di Yaman, Trump Peringatkan Iran Akan Tanggung Jawab Penuh
Gaza Kembali Membara: Serangan Israel Tewaskan 400 Orang, Gencatan Senjata Hancur Berantakan
Agresi Lanjutan Hari Kedua Israel di Gaza Merenggut 20 Korban Jiwa, PBB Kecam Serangan ke Fasilitas Kemanusiaan
Serangan Drone Ukraina Hantam Pangkalan Udara Strategis Rusia, Ledakan Besar dan Kebakaran Tak Terhindarkan