polhukam

Bullying Berujung Maut, Siswa Kelas 2 SD di Riau Meninggal Usai Dianiaya Lima Kakak Kelas

Senin, 2 Juni 2025 | 10:00 WIB
Keluarga korban mendampingi jenazah KB sebelum dimakamkan di kampung halamannya.(Foto: tangkapan layar Instagram @fakta.indo)

ESENSI.TV, RIAU - Perundungan di lingkungan sekolah kembali memakan korban. Kali ini, seorang siswa kelas 2 SD di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, meregang nyawa setelah mengalami tindakan kekerasan yang diduga dilakukan oleh lima kakak kelasnya. 

Tragedi memilukan ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban dan menjadi alarm keras bagi dunia pendidikan mengenai pentingnya pengawasan serta penanganan kasus bullying sejak dini.

Korban berinisial KB, bocah laki-laki berusia 8 tahun, meninggal dunia setelah diduga dianiaya oleh sejumlah siswa yang lebih tua. 

Ayah korban, Gimson Beni Butarbutar, mengungkapkan bahwa putranya sudah sering mengalami perundungan sebelum kejadian nahas itu. Ia mengatakan, anaknya menjadi sasaran ejekan karena perbedaan suku dan agama. “Seminggu yang lalu dia sering dibully. Dibilang suku ini, agama ini,” ujar Gimson, dikutip dari Instagram @fakta.indo pada Senin, 2 Juni 2025.

Baca Juga: Lebih dari 30 Warga Gaza Tewas Ditembak Saat Antre Makanan, Israel dan Saksi Mata Saling Bantah Versi Kejadian

Kronologi bermula pada Senin, 19 Mei 2025, saat KB pulang lebih awal dari sekolah dengan kondisi ban sepedanya sudah kempes akibat ulah kakak kelas.

Keesokan harinya, ia kembali pulang lebih cepat, mengaku ada acara sekolah. Namun, sang ayah merasa curiga setelah mendapati kondisi kesehatan anaknya menurun drastis.

KB demam tinggi, sering ke kamar mandi, serta mengeluh sakit di bagian pinggang.

Kekhawatiran Gimson semakin membesar ketika melihat perut bagian bawah anaknya membengkak. Ia pun mencari tahu lebih lanjut dan bertanya kepada salah satu teman KB, Rio. 

Baca Juga: Bekerja Keras Tapi Tak Efektif? Gen Z Wajib Tahu 10 Tanda Ini!

Dari situlah diketahui bahwa KB telah dipukuli oleh lima siswa yang lebih tua. Gimson pun melaporkan kejadian tersebut kepada wali kelas, namun tidak mendapat respons berarti.

Tak puas, Gimson mendatangi sekolah dan berhasil bertemu dengan salah satu terduga pelaku, DR, yang mengaku meninju korban dari belakang. 

Nama pelaku lain seperti HM juga disebutkan, namun orang tua HM membantah, menyebut ada pihak lain yang turut terlibat.

Kondisi KB semakin kritis pada Minggu, 25 Mei 2025. Ia muntah darah, kesulitan bernapas, kejang-kejang, dan akhirnya dilarikan ke RSUD Pematang Reba. 

Halaman:

Tags

Terkini